ABK WNI di Kapal China Mengaku Dimasukkan ke Freezer, Sering Disiksa

Ibu ABK Tedy bercerita kesaksian anaknya disiksa di kapal China
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad AR

VIVA – Maksud hatinya ingin jadi pelayar, Tedy Aris Setiawan (23) lalu menjadi anak buah kapal (ABK). Nyatanya tak semanis bayangannya usai dia bekerja di kapal setelah menempuh sekolah di SMK Kejuruan Pelayaran. ABK Tedy justru mengalami penyiksaan, dipukuli hingga mengaku dimasukkan ke dalam ruang beku atau freezer di kapal ikan FV Lurong Yuan Yu asal China.

Dilema Produsen Mobil Listrik China: Laris tapi Merugi

Hal itu diungkapkan ibu Tedy, Ratna Sari (48) yang mendengar anaknya menceritakan penyiksaan tragis itu sambil menangis yang disampaikan sang anak lewat video call.

"Dia cerita penyiksaan terus, sampai dimasukkan ke freezer, sampai ditendang pakai sepatu septi yang tebal itu, dipukul sama helm proyek," ungkap Ratnasari ditemui di rumahnya
 di Kampung Cibodas RT 02/08, Desa Bojong Rangkas Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, Senin 15 Juni 2020.

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

Kepada ibunya, Tedy pun mengungkapkan keinginannya untuk pulang. Namun melihat kondisinya sekarang sulit diwujudkan mengingat mereka di tengah laut. Mendengar hal yang dikatakan Teddy, Ratnasari pun menangis. I a berinisiatif melaporkan kejadiam ini ke perusahaan yang menyalurkan ABK.

"Saya bilang itu kalau itu anak saya dimasukin ke freezer, jangankan selama dua jam ya. Kita buka kulkas sebentar aja dingin banget, apa lagi itu freezer buat pendingin ikan yang ribuan ikan itu. Sudah gitu kan tempat freezer-nya kan bukan kayak biasa, mungkin besar. Berapa puluh orang juga masuk ke situ. Tetap aja dimasukin freezer sama si ABK China itu," ujar Ratna. 

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

Menurut pengakuan Tedy, kata Ratna, penyiksaan itu tak hanya karena disebabkan kesalahan yang diperbuat ABK asal Indonesia. Bahkan sering apa saja yang dikerjakan oleh ABK dianggap selalu salah di mata para awak Kapal China tersebut. 

"Dia cerita, Ade (panggilan Tedy) kerja juga ma, kerja juga sudah benar-benar, tapi ini sama bangsa  China disalahin terus," kata Ratna.

Mengetahui apa yang dialami anak kedua dari lima bersaudara itu, Ratna mengadukan perbuatan perusahaan ikan dan langsung melaporkannya ke perusahaan yang menyalurkan Tedy, PT Rafa Samudera Bahari.

"Dasar China Biadab, dasar  benalu. Kesal saya sanking kesalnya. Ya Allah bener-bener China mah sudah-sudah pelitnya minta ampun, semua yang ada di kapal itu China," kata Ratna terbawa emosi.

Ratna pun menujukan surat bertanggal 9 Juni 2020 berisi permohonan kepulangan anaknya dari perusahaan kapal ikan. Tedy sendiri sudah kerja sejak bulan November tahun 2019 namun selama pergi, kata Ratna, Tedy belum pernah berkomunikasi dengan dirinya.

"Terakhir komunikasi kemarin ini waktu hari Minggu pas kapal lagi isi bahan bakar aja baru ibu bisa komunikasi sama anak ibu. Dari awal berangkat ibu cuma menunggu, kok belum ada kabar belum ada kabar, dari pihak kantor baik-baik aja," katanya.

Namun Ratna terperanjat kaget saat pertama kali komunikasi dengan Tedy yang mengaku mengalami perlakuan buruk. 

"Ternyata kenyataannya ibu dengar sendiri dari teman-temannya, dengar dari anak ibu, kalau anak ibu kondisinya tidak baik-baik saja, sama sekali tidak baik-baik aja. Dari pola makannya, pola minumnya, pola istirahatnya, enggak ada baik-baik aja," kata Ratna. 

Ratna berharap anak keduanya itu pulang dengan keadaan selamat dan kembali ke rumah.

"Saya berharap anak saya itu pulang dalam keadaan selamat. Tapi meskipun pulang saya mau periksa anak saya, kondisi keadaan fisiknya. Dari psikologisnya, takut dia kena apa-apa. Takut bekas kekerasan apa. Mudah-mudahan saya terus berdoa pada Allah  anak saya kembali kembali dengan selamat sehat wal alfiat tidak ada penyakit satu pun yang ada di tubuh anak saya. Takutnya bekas kekerasan atau takutnya anak itu trauma. Tapi tetap saya mau meriksa anak saya takut ada bekas luka apa," ujar dia.

Selain komunikasi dengan Tedy melalui video call, Ratna jiga menerima sebuah video Tedy bersama teman-temannya yang juga mengalami nasib serupa. Dalam video tersebut ABK memperlihatkan baju jaket robek disebut akibat penyiksaan, wajah dan tangan memar hingga pelipis luka.  Bahkan di antara ABK dalam rekaman tersebut mengatakan dipukuli hingga pingsan. Video tersebut kata dia diambil di dalam sebuah kabin kapal beberapa waktu lalu.

Baca juga: Sadis, Polisi Ditusuk 9 Kali oleh Teman dari Eks Tempat Bertugas

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya