Uji Coba di China dan Indonesia Jadi Kunci Sukses Vaksin Covid-19

Sukarelawan vaksin
Sumber :
  • Global Times

VIVA – Pemerintah akan mulai melakukan uji coba klinis vaksin Covid-19 dengan melibatkan perusahaan farmasi dalam negeri yang bekerjasama dengan sejumlah perusahaan farmasi di China dan Korea Selatan. Diharapkan vaksin Covid-19 dapat digunakan pada tahun 2021 mendatang.

Vaksin HFMD Sudah Ada, Berapa Efikasinya untuk Cegah HFMD atau Flu Singapura?

Dalam waktu dekat, uji klinis akan dilakukan pemerintah kepada manusia. Menurut Peneliti Utama Vaksin Covid-19 Unpad, Prof. Kusnandi Rusmil, sesuai rencana uji klinis akan dilakukan pada bulan Juli.

"Jumlah sample 1.620, tapi untuk tahap awal dilakukan sebanyak 540 orang dulu yang diambil darah. Lalu 1.100 tanpa diambil darah, tapi langsung diberikan vaksin," kata Prof. Kusnandi Rusmil, Kamis 11 Juli 2020.

Vaksin HFMD atau Flu Singapura Kini Hadir di Indonesia

Vaksin yang akan digunakan adalah yang dimiliki perusahaan farmasi China, Sinovac. Nantinya sebanyak 540 orang yang diuji dengan diambil darahnya, akan dipantau terus selama 9 bulan. Sementara 1.100 orang yang disuntikan vaksin akan dipantau untuk dilihat keamanannya.

"Tapi yang 540 itu, selain disuntik, juga dilihat imunogenisitas dari vaksinnya. Jadi dilihat kadar dan lain-lainnya," katanya.

IPMG Tegaskan Komitmen Kolaborasi Proses Pendaftaran Obat-obatan Inovatif dan Obat Penyakit Langka

Menurut Prof. Kusnandi, bila melakukan uji vaksin, akan dilihat efektifitas yang dilihat dari kadar zat antinya dan keamananya. Apakah reaksi lokal atau reaksi sistemik.

Setelah suntik pertama, setelah satu bulan akan kembali disuntik. Pada tahap ini akan terus diikuti dan dipantau reaksi orang tersebut terhadap vaksin Covid-19. Ini terus dilakukan sampai 9 bulan lamanya.

Tapi untuk 1.100 orang yang tidak diambil sampel darah, tetapi tetap diberikan vaksin. Uji coba pada orang-orang ini hanya akan melihat sisi keamanannya saja. Tetapi tetap dilakukan selama 9 bulan. 

Perlu diketahui, uji coba ini dilakukan terhadap orang-orang yang belum terpapar virus corona. Vaksin yang dimiliki perusahaan farmasi China, Sinovac ini sudah melalui fase 1 dan 2, secara sukses atau berhasil. Pada dua fase ini, efektifitas dan efek samping dari vaksin sudah dipastikan aman. Kemudian baru pada fase 3 ini akan diuji coba secara bersamaan di China dan Indonesia.

"Apakah hasilnya akan sama dengan di China dan Indonesia. Kalau sama, vaksin ini bisa saja dipakai. Pada fase 3 ini dilihat konsistensinya, apakah di China dan di sini sama atau tidak," katanya.

Menurut Prof. Kusnandi, bila uji coba telah berhasil melewati fase 3, maka vaksin ini baru bisa dijual. Kembali ditegaskan, bahwa penelitian yang akan dilakukan sampai 9 bulan.

Hasil dari vaksin ini harus sama antara di China dan Indonesia, atau negara lain yang juga ikut uji coba vaksin ini. Bila hasilnya tidak sama, maka vaksin ini tidak dapat digunakan.

Baca juga: Indonesia Bakal Uji Vaksin Covid-19 Kepada 1.620 Orang

 


 

Menteri BUMN, Erick Thohir, dalam konferensi pers di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat, 1 November 2024

Bio Farma Raih Kontrak Ekspor Vaksin Rp 1,4 Triliun, Erick Thohir Dorong Produksi

Menteri BUMN, Erick Thohir mengumumkan, PT Bio Farma (Persero) telah meneken kontrak ekspor vaksin dengan nilai mencapai sebesar Rp 1,4 triliun ke sejumlah negara di 2025

img_title
VIVA.co.id
1 November 2024