Dicap Kampret karena Kritik PLN, Tompi Kembali 'Ngamuk'
- VIVA/ Shalli Syartiqa
VIVA – Polemik membengkaknya tagihan listrik membuah masyarakat heboh. Salah satu kritik datang dari artis yakni Tompi. Ia yang juga seorang dokter itu turut mengeluhkan soal tagihan listrik yang naik tinggi.
Tompi mengungkapkan kekecewaannya pada akun Twitternya @dr_tompi. Ia menganggap bahwa tagihan PLN sudah diluar batas dan tidak diberitahukan terlebih dulu.
"TAGIHAN PLN MENGGILA! Ini dr PLN kagak ada konfirmasi2 main sikat aja," tulis Tompi dikutip, Kamis, 11 Juni 2020.
Apa yang dikomentari Tompi tampaknya mendapat hujatan dari netizen. Ia langsung dihujat dengan sebutan kampret.
Salah satunya akunTwitter @MudasirRomini, menyindir keluhan Tompi kepada PLN. Akun tersebut sampai menyebut Tompi sakit hati gara-gara tidak dapat jabatan dari Jokowi. Tompi pun terlihat membalas tuduhan yang bahkan menyebutnya sebagai kampret.
"Profesi dokter kalau Sudah terpapar radical & Sakit hati karena gak dapat jatah jabatan dari Pak Jokowi , omongan nya kasar , omongan sekelas dokter tapi kayak Orang yg gak punya attitude .kan kampret !!!!" tulis @MudasirRomini.
Tak terima diserang Netizen, ia pun mengeluarkan pernyataan pedas. Menurut Tompi, jangan hanya karena mendukung seseorang lantas membenarkan apa yang dilakukan.
"Dan aku pun mendadak jadi kampret ... hanya krn mengkritik yg gak beres. enak juga. Gini ya, jgn hanya krn kita mendukung seseorang lantas kentut org itu kita klaim wangi surga, eeknya laksana kue coklat ! JANGAN," tulis Tompi.
Sebelumnya Tompi sempat membalas komentar @MudasirRomini. "Jabatan? Kwkwkw oi mana pernah kearah sana!" tulis @dr_tompi.
Sementara itu, skun Twitter resmi dari PLN, @pln_123 langsung membalas cuitan dari personel Trio Lestari itu. Admin meminta agar Tompi menjelaskan permasalahan melalui DM.
"Mohon maaf atas kendala yang dialami saat ini ya Kak, agar admin dapat melakukan pengecekan dapat dibantu Id pelanggannya via DM ya. Trims -Riko," tulis admin @pln_123.
Diketahui istilah ‘kampret’ selama ini biasa ditujukan netizen kepada kelompok atau orang yang cenderung tak suka pada pemerintah. Sementara istilah ’cebong’ adalah pengikut pemerintah dan pembela kebijakannya. Dua istilah itu berkembang sejak adanya pembelahan di Pemilu lalu.
Baca juga: Novel Baswedan Trending, BW: Kita Seolah Memuliakan Kedunguan