Terungkap, Faktor Meningkatnya Kasus Positif COVID-19 di Indonesia
- VIVA.co.id
VIVA – Kasus positif COVID-19 di Indonesia per Kamis 11 Juni 2020 bertambah sebanyak 979 kasus. Sehingga total kasus konfirnasi positif mencapai 35.295.Peningkatan kasus konfirmasi positif disebabkan karena tracing yang agresif dilakukan oleh pemerintah.
Kontak tracing ini, kata Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto sesuai dengan arahan dari presiden, bahwa sumber penularan yang ada di masyarakat harus dicari yaitu dengan melakukan kontak tracing dan kemudian melakukan pemeriksaan.
"Kalau dirinci lebih lanjut pada masing-masing provinsi sebagai contoh Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, spesimen yang kita terima lebih banyak spesimen dari hasil kontak tracing yang saat ini sangat agresif dilaksanakan dinas kesehatan setempat," kata Yuri.
Yuri melanjutkan, sebagian besar dari kasus yang ditemukan kemudian positif pada kontak tracing adalah kasus yang tanpa gejala atau dengan gejala minimal yang dipersepsikan orang yang bersangkutan tidak mengalami sakit apapun. Maka dari itu kata Yuri, penting melakukan edukasi bagi masyarakat untuk melaksanakan isolasi secara mandiri. Karena, kalau tidak akan menjadi sumber penularan yang ada di tengah masyarakat.
"Oleh karena itu, kami mengingatkan kembali bahwa pada kasus-kasus tanpa gejala yang terkonfirmasi positif dari pemeriksaan melalui PCR atau TCM harus melaksanakan dan mematuhi protokol isolasi mandiri yang ketat. Karena kalau tidak ini bisa menjadi sumber penularan untuk masyarakat sekitarnya," kata Yuri.
Yuri juga menjelaskan, penting bagi masyarakat untuk menghindari kerumunan. Sebab, karena kontak tracing yang dilakukan pemerintah sering kali tidak bisa mengidentifikasi siapa yang kontak dekat dengan dia karena berasal dari kerumunan.
"Kita lihat beberapa kejadian kerumunan masyarakat di pasar, di tempat tertentu ini yang memberikan ruang bagi memungkinkannya proses penularannya. Oleh karena itu, menjaga jarak, menghindari kerumunan sesuatu yang penting," kata dia.
Baca juga: Soal Tagihan Listrik, PLN: Bicara Bisnis Sebenarnya Kami Juga Rugi