Gawat, Indonesia Urutan 97 Tempat Teraman Hidup Selama Pandemi Corona
- twitter.com/YuKe__17/
VIVA – Belum lama ini sebuah studi mengenai tempat teraman untuk hidup selama pandemi COVID-19 telah dirilis. Dari studi tersebut setidaknya ada 200 negara dan wilayah dalam survei yang mencakup 11.400 titik data dalam kategori yang mencakup efisiensi karantina, pemantauan dan deteksi serta kesiapan darurat.
Survei yang dirilis pada 4 Juni ini dilakukan oleh Deep Knowledge Group, sebuah konsorsium perusahaan dan nirlaba yang dimiliki oleh Deep Knowledge Ventures, sebuah perusahaan investasi yang berbasis di Hong Kong. Dari survei tersebut diketahui Swiss menjadi tempat teraman untuk hidup selama pandemi COVID-19 di dunia. Disusul oleh Jerman yang berada di urutan kedua.Â
Dilansir dari laman AsiaOne, Swiss dan Jerman berada di posisi teratas lantaran kedua negara di Eropa itu mampu bertindak cepat dalam mengatasi kasus tersebut. Dengan populasi 83 juta, puncak kasus baru Jerman terjadi pada 28 Maret, dengan kasus hampir 6.300. Sedangkan puncak kasus Swiss terjadi pada 27 Maret dengan kasus sebanyak 1.447.
"Ketika daerah mulai bersiap-siap untuk meredakan kondisi lockdown dan mandat pembekuan ekonomi, faktor-faktor yang memengaruhi kapasitas mereka untuk menahan kejatuhan ekonomi akibat pandemi ini mengambil tingkat kepentingan yang lebih besar," kata laporan itu.
Jerman melaporkan 214 kasus baru, sedangkan Swiss melaporkan ada 9 kasus baru. "Jelas mereka selamat dan melampaui stress-test yang sangat kritis," kata laporan itu dari Eropa.
Langkah negara tersebut baru-baru ini dalam relaksasi lockdown dan melanjutkan kegiatan ekonomi dan sosial adalah bukti nyata dari keberhasilan ini, tambahnya.
Sedangkan posisi ketiga sebagai tempat teraman untuk hidup selama pandemi COVID-19 adalah Jepang dan disusul Singapura di posisi keempat. Untuk Singapura sendiri menurut laporan survei tersebut berada di posisi kedua untuk melakukan karantina. Selain itu, dalam survei ini Singapura juga lebih unggul dalam penilaian untuk katagori memantau dan mendeteksi, kasus.Â
Selain Singapura dan Jepang, negara di Asia yang juga berada di top 20 tempat teraman untuk ditinggali saat pandemi adalah Taiwan yang mencatatkan nol kasus baru selama setidaknya satu minggu, berada di peringkat ke-16.Vietnam, yang mencatat 25 infeksi baru pada 15 Mei, berada di posisi ke- 20.
"Mayoritas wilayah dengan skor positif terletak di Asia secara khusus ... dan salah satu faktor paling umum di antara mereka termasuk pemerintah dengan tingkat kesiapsiagaan darurat yang tinggi dan mobilisasi sumber daya yang cepat," kata laporan itu.Â
Dalam survei itu, Indonesia, diketahui berada di peringkat ke-97, atau unggul satu peringkar dari Kamboja. Pemerintah Indonesia mulai mengurangi pembatasan jarak sosial, bahkan ketika penghitungan infeksi baru meningkat. Baru-baru ini pada hari Sabtu kemarin, infeksi baru mencapai rekor tertinggi yakni sebanyak 996.
Meski demikian, para pejabat yakin Ibu Kota Jakarta dapat mengurangi penyebaran COVID-19 dengan berbagai kebijakan. Misalnya MRT Jakarta akan membatasi penumpang per gerbong sebanyak 70 penumpang dan melakukan pemeriksaan suhu para penumpang.
MRT, yang mulai beroperasi awal tahun lalu, bahkan akan meminta aparat negara untuk menegakkan kebijakan yang bertujuan untuk mencegah penyebaran virus di dalam MRT.Â
"Jika kita lulus tes ini, kita dapat dengan aman membuka kembali dan mencegah gelombang kedua," kata Direktur pelaksana MRT Jakarta, William Sabandar, kepada The Straits Times.
Dalam laporan survei itu juga menyebut Mali, Rwanda dan Sudan Selatan sebagak tempat paling berbahaya untuk menjalani pandemi COVID-19.
Baca juga:Â Dokter Reisa Broto Asmoro Jadi Jubir, Fahri Hamzah Sindir Pemerintah