Tangani COVID-19 di Jabar, Ridwan Kamil Berasa Jadi Presiden Korsel
- Adi Suparman/ VIVA.
VIVA – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memutuskan untuk terus mengkaji penerapan PSBB dalam menanggulangi penanganan pandemi COVID-19. Tak cuma itu, mantan Wali Kota Bandung tersebut juga mengemukakan perbandingan kemiripan dan perbedaan Provinsi Jabar dengan negeri ginseng, Korea Selatan.
Sosok nomor satu di pemerintahan wilayah Pasundan tersebut juga memaparkan seperti apa tantangan dan perkembangan pemprov Jabar dalam mengawal kebijakan-kebijakan terkait COVID-19.
Dalam mengutarakan pemaparannya di program Indonesia Lawyers Club (ILC) tvOne, Selasa 9 Juni 2020, Ridwan Kamil beberapa kali menjadikan Korea Selatan sebagai salah satu rujukannya dalam upaya penanganan pandemi corona.
Baca juga: PLN Pastikan Tarif Listrik Tidak Naik Hingga September 2020
Mulai dari keputusan membeli alat tes swab Polymerase Chain Reaction (PCR) hingga mengambil contoh terjadinya gelombang kedua penyebaran COVID-19 di Korsel yang melalui dibukanya tempat hiburan malam.
“Jadi bisa dibayangkan, apa persamaan saya dengan Presiden Korea Selatan adalah kami sama-sama mengurusi 50 juta manusia. Tapi perbedaannya, Gubernur Jawa Barat dengan Presiden Korea Selatan adalah Jawa barat hanya punya anggaran 1% dari Presiden Korea Selatan,” ungkap Ridwan Kamil.
“Secara mental kita sudah menyiapkan diri, termasuk berinisiatif membeli alat tes swab PCR harus ke Korea Selatan yang akhirnya membantu percepatan kami di Jawa Barat,” ujar Ridwan.
Baca juga: Imbas Kelamaan Karantina, Bocah Ini Susah Payah Pakai Seragam Sekolah
Selain soal pembelian alat tes PCR, kebijakan Pemprov Jabar untuk membuka jenis bidang usaha perindustrian dan perkantoran dengan status low risk penularan COVID-19 juga Ridwan menuturkan contoh dari Korea Selatan.
“Seperti kita lihat di Korea Selatan, terjadinya klister baru gelombang kedua COVID-19 dari tempat hiburan malam dengan orang silih berganti,” jelas Ridwan.
Tak hanya terkait Korea Selatan, Ridwan Kamil juga memapar sejumlah pencapaian dan kebijakan di Jawa Barat diantaranya tak menggunakan istilah normal baru namun yang dipakai adalah Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), telah gencar melakukan tes pada 0,6 persen warga Jabar setiap harinya dan posisi Jabar berada di 4 terbawah reproduksi COVID-19.