Reisa Broto Asmoro: Penggunaan Masker Maksimal 4 Jam Lalu Ganti

Dr. Reisa Broto Asmoro.
Sumber :
  • Instagram @raisabrotoasmoro

VIVA – Penggunaan Masker di tengah wabah virus corona diwajibkan demi mencegah penularan virus corona COVID-19. Penggunaan masker memiliki  tujuan untuk mencegah penularan dari orang yang sakit pada orang lain di sekitarnya.  Hal tersebut dikemukakan oleh Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19,   dr Reisa Broto Asmoro, Selasa, 9 Juni 2020. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

"Hal ini penting, untuk dipahami karena virus tersebut tidak dapat dilihat secara kasat mata. Kita tahu virus COVID-19 menular melalui droplet atau percikan air liur yang terpercik ke luar ketika seseorang berbicara, bersin atau batuk. Maka masker dapat menjadi penghalang agar percikan air liur tidak menyebar ke lingkungan sekitar," kata Reisa, Selasa 9 Juni 2020. 

dr Reisa Broto Asmoro melanjutkan, dalam penggunan masker agar efektif, masker wajib digunakan dengan cara yang baik dan benar. Yakni masker harus menutupi hidung hingga dagu dengan tidak menaikturunkan masker, dengan tidak menyentuh bagian depan masker setelah digunakan beberapa saat.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Baca Juga: Daftar 100 Negara Teraman dari COVID-19, RI Urutan 97

Peggunaan masker disarankan hanya maksimal 4 jam lalu ganti baru yang bersih. Tetapi apabila basah atau lembab harus segera diganti. Untuk melepasnya juga perlu diperhatikan, yakni dengan cukup pegang tali masker tanpa menyentuh bagian kain dan langsung ditempatkan ke tas tertutup atau plastik untuk mencegah penyebaran ke barang di sekitarnya. 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Untuk masker lanjut Reisa Broto Asmoro, yang bisa digunakan masyarakat saat pandemi seperti saat ini adalah dengan menggunakan masker kain. Masker kain yang direkomendasikan adalah yang memiliki 3 lapisan kain. 

Reisa menjelaskan, lapisan pertama masker kain adalah lapisan kain hidrofilik seperti katun yang dilapisi yang bisa mendukung agar filtrasi lebih optimal bisa dari katun atau polyster. Kemudian lapisan ketiga atau lapisan terluar merupakan lapisan hidrofobik atau bersifat anti air seperti yang terbuat dari poliprofilen atau polyster. 

"Masker kain ini bisa dicuci dan digunakan kembali. Oleh karena itu, penggunaan, penyimpanan serta pencucian masker harus tepat, agar awet dan dapat digunakan berulang kali," kata Reisa. 

Reisa menambahkan, dalam konteks pandemi WHO mengharuskan semua orang meski menggunakan masker, masyarakat juga harus menghindari kerumunan, menjaga jarak fisik minimal 1 meter, terutama dari mereka yang bergejala atau mengalami gangguan pernafasan seperti batuk, bersin, demam dan lain-lain. 

Selain itu, penting juga untuk sering mencuci tangan dengan sabun dan air dan bila tidak ada gunakan handrub berbasis alkohol, mempraktekkan etika batuk dan bersin juga penting.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya