Catat 8 Juni 2020, Penumpang KRL Dilarang Bicara dan Angkat Telepon
- ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
VIVA – PT Kereta Commuter Indonesia (PT KCI) terus melakukan berbagai cara untuk mendisiplinkan penumpang KRL di tengah masa pandemi virus corona atau COVID-19.
Untuk mencegah penularan virus corona, PT KCI juga memberlakukan sosial distancing untuk para penumpang juga karyawan mulai dari masuk stasiun hingga berada di atas KRL. Namun hal ini, tak dipungkiri menyebabkan terjadinya pemandangan atrean panjang mulai dari masuk stasiun hingga masuk KRL.
Lalu, bagaimana PT KCI memastikan social distancing dipatuhi oleh pengguna KRL?
VP Corporate PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba mengatakan, pihaknya menurunkan anggota Brimob serta petugas KCI juga diturunkan untuk melakukan pengawasan dan edukasi. Mulai dari masuk ke peron hingga masuk ke dalam KRL, penumpang harus dibatasi.Â
Anne mengatakan, penumpang sebenarnya tak perlu khawatir ketinggalamn kereta, karena ada kereta luar biasa yang ikut dioperasikan.Â
"Lebih dari 80 persen KRL itu kosong pengguna. Di atas KRL kami siapkan marka. Kontak fisik penumpang dengan petugas kami juga bisa dikurangi untuk wujudkan social distancing. Challenge terbesar adalah bagaimana kita melakukan sosialisasi di atas gerbong."
Baca Juga:Â Kata UAS Soal Hukum Salat Jamaah Berjarak di Tengah Wabah COVID-19
Mulai Senin, 8 Juni 2020, PT KCI pun memastikan, disiplin penumpang akan diberlakukan. Bahkan untuk mengurangi jumlah penumpang yang membludak, pihak PT KCI bekerjasama dengan Kemenhub menyiapkan bus gratis untuk mengantar penumpang ke sejumlah titik.
"Bus gratis ini untuk mengurai kepadatan."Â
Tak hanya itu, untuk jalur Bogor, pihaknya juga sudah melakukan skema. "Yang biasanya KRL berangkat dari Bogor, ini kita berangkatkan dari Stasiun yang dekat dengan Bogor seperti Cilebut, Bojong Gede, Citayam. Itu kita siapkan KRL kosong agar tidak terjadi penumpukan dan bisa mengurai kepadatan."
Dan perlu diingat, kata Anne, selama di dalam gerbong kereta, penumpang dilarang bicara. Hal ini diterapkan karena khawatir, penularan virus corona yang berasal dari droplet terjadi ketika penumpang saling berbicara.Â
"Penumpang dilarang berbicara dan menelepon di atas gerboong. Karena penyebarannya melalui droplet sehingga di atas transportasi publik ini kita harus mengurangi penyebaran corona dengan tetap pakai masker, tidak banyak berbicara baik melalui telepon maupun secara langsung."