Cegah Corona, Begini Cara PT KCI Berlakukan Sosial Distancing

Ilustrasi penumpang KRL.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Warga DKI Jakarta dituntut untuk lebih disiplin mengikuti aturan protokol kesehatan sebagai pedoman menuju kehidupan dengan tatanan baru atau normal baru di tengah wabah virus corona atau COVID-19.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Di tengah masa transisi menuju pemberlakukan normal baru, penumpang kereta Commuter Line juga wajib mematuhi aturan sesuai protokol kesehatan COVID-19. Sebab, diprediksi, Senin 8 Juni 2020, jumlah penumpang kereta Commuter Line bakal membludak. 

Mengenai prediksi ini, lewat wawancara dengan tvOne, Sabtu 6 Juni 2020, VP Corporate PT Kereta Commuter Indonesia (KCI), Anne Purba mengatakan, di tengah pandemi ini pihak PT KCI dihadapkan dengan berbagai tantangan untuk mendisiplinkan masyarakat pengguna Commuterline. 

KAI Buys Chinese Three Trains for Jabodetabek's Fleet

Baca Juga:Peringati Hari Lahir Soekarno, Pernah Sumbang Ide Arsitektur di Arab

Diakui Anne, sejak wabah virus corona melanda, perlahan penumpang KRL mulai disiplin menerapkan protokol kesehatan, terutama selama masa Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB diberlakukan di sejumlah wilayah. 

PT KCI Borong 3 Rangkaian KRL dari China untuk Armada Jabodetabek

"Rata-rata pengguna KRL sudah mulai menggunakan masker, melakukan cek suhu tubuh," katanya.

Tapi, lanjut Anne, muncul masalah, saat ini antre saja butuh social distancing hingga butuh space yang lebih besar. Begitu antre dengan social distancing antrean mengular, membludak atau yang lain seperti yang banyak diunggah di media sosial. Mengenai hal ini, Anne menjelaskan, antrean panjang bukan karena meningkatnya jumlah penumpang, melainkan PT KCI mulai melakukan pendisiplinan jaga jarak hingga terlihat seperti penumpang membludak.

"Padahal bisa saya luruskan, kami melakukan antrean itu harus dengan social distancing. Bayangkan saja, ada 4000 penumpang yang biasanya hanya datang ke stasiun tanpa cek tubuh kemudian langsung menggunakan kartunya untuk check in langusng masuk KRL, sekarang harus diatur," katanya. 

Pengaturan masuk stasiun saja harus diberlalukan antre, ada penyekatan beberapa area, pembatasan antrean di peron sehingga tampak antrean lebih panjang. 

"Panjang antrean bukan berarti itu peningkatan yang sangat drastis karena ini yang kita lakukan untuk menjaga social distancing."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya