Jika Sekolah Dibuka, JK Ingin Diterapkan Shift

Aktivitas belajar mengajar di suatu sekolah. (Ilustrasi)
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan telah memperpanjang masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB di wilayah Jakarta. Namun, Anies memberikan pelonggaran dengan masa transisi untuk menuju normal baru terhadap tempat ibadah dan tempat kegiatan usaha ekonomi.

Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK) mengapresiasi kebijakan Anies yang melakukan pelonggaran tahap demi tahap. Karena menurut dia, memang butuh suatu cara protokol yang ketat sehingga harus siap dulu semuanya.

“Masjid sudah bisa melakukan Salat Jumat berjamaah, itu langkah yang baik karena sudah 12 Jumat kita tidak Salat Jumat di masjid,” kata JK seperti dilansir dari tvOne pada Jumat, 5 Juni 2020.

Sementara, JK juga angkat bicara terkait dunia pendidikan yang sudah hampir 3 bulan para pelajar tidak melakukan kegiatan belajar-mengajar seperti biasa di tengah pandemi COVID-19. Tapi, para siswa sekolah atau belajar di rumah.

Baca Juga: Zona Hitam Surabaya Belum Aman, Jangan Buru-buru Gelar Salat Jamaah

“Kalau sekolah memang agak berbeda dengan rumah ibadah. Rumah ibadah itu paling tinggi setengah jam sudah selesai ibadah, tidak lebih dari itu,” ujar Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia ini.

Sedangkan, kata JK, kalau sekolah itu permanen sehingga ada masalah yang harus diselesaikan. Misalkan, dulu per kelas itu biasanya diisi sebanyak 30 sampai 40 pelajar. Di tengah pandemi, semua harus menjaga jarak.

“Sekarang untuk menjaga jarak, maka satu kelas itu maksimum 20 orang. Artinya, harus disiapkan kelas lebih banyak 2 kali lipat,” jelas dia.

CIA Duga COVID-19 Berasal dari Kebocoran Laboratorium di China, Menurut Media AS

Maka, lanjut JK, tidak mungkin pada dewasa ini melakukan pembangunan untuk menambahkan kelas. Menurut dia, salah satu cara bisa melalukan shift atau dibagi jam sekolah pagi dan siang.

“Kalau zona merah, tetap sekolah online bisa dilaksanakan. Seluruh new normal itu letaknya penyelesaian bagaimana orang itu menjaga jarak, lainnya gampang seperti pakai masker, cuci tangan mudah. Yang jadi soal itu jaga jarak,” tandasnya.

Bukan COVID-19 atau HMPV, Ternyata Ada Virus Ini yang Jauh Lebih Berbahaya Bagi Manusia
ilustrasi kanker

Penyintas COVID-19 Berpotensi Mengalami Kanker Paru? Simak Penjelasan Dokter!

Apakah penyintas COVID-19 berisiko terkena kanker paru? Simak penjelasan dokter tentang kaitan infeksi virus dengan kesehatan paru-paru di sini.

img_title
VIVA.co.id
11 Maret 2025