Cak Imin Bicara Nilai Pancasila dalam Melewati Krisis COVID-19
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Abdul Muhaimin Iskandar mengatakan, bahwa semua bangsa dan negara di seluruh dunia menghadapi situasi sulit dikarenakan serangan COVID-19.
Bukan hanya menyerang kesehatan umat manusia maupun menghilangkan ratusan ribu nyawa. Namun ekses dan dampak yang diakibatkannya telah mulai melumpuhkan sendi-sendi perekonomian dunia.
"Tidak sedikit negara yang terancam bangkrut ekonominya karena serangan COVID-19," kata Muhaimin Iskandar dalam keteranganya di Jakarta, Senin, 1 Juni 2020.
Bahkan, kata dia, ribuan industri, perusahaan, pabrik dan usaha juga terpaksa merumahkan ataupun mem-PHK-kan karyawannya karena tidak mampu menghadapi pandemi global ini.
Sejumlah negara melahirkan distabillitas sosial dan politik. Lebih dari itu, distrust antara badan- lembaga internasional dan saling menyalahkan serta silang sengketa antar negara terjadi begitu rupa yang berpotensi mengancam perdamaian dunia.
Di tengah kebangkrutan global ini, bagi PKB beruntunglah Indonesia memiliki Pancasila. "Meski bangsa kita juga tengah berjibaku mengatasi pandemi COVID-19, namun PKB yakin dengan bermodalkan nilai dan ajaran yang terkandung di dalam sila-sila Pancasila, kita akan mampu melewati krisis pandemi ini dengan baik," ujarnya.
Hal itu hanya bisa terjadi jika menjadikan Pancasila sebagai pedoman dasar, pegangan utama dan diimplementasikan secara benar, konsekuen dan konsisten oleh para pemimpin negeri dan seluruh rakyat Indonesia selama masa pandemi COVID-19 ini berlangsung.
Pria yang akrab disapa Gus Ami menambahkan, Pancasila mengajarkan kepada bangsa kita pentingnya nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Ia meyakini bahwa kemanusiaan harus ditempatkan lebih tinggi daripada segala ego sektoral dari masing-masing pemegang kebijakan, pemerintah pusat maupun daerah, legislator di semua tingkatan, pelaku usaha, bisnis dan sebagainya.
Begitu juga kerja-kerja kemanusiaan dengan menolong masyarakat yang terdampak secara ekonomi, baik dengan membagikan masker maupun sembako, bantuan pengobatan adalah cerminan dari tingginya kemanusiaan. "Ini harus terus menerus kita lakukan," katanya.
Untuk itu, ia juga mengajak kepada seluruh elit negeri, pemerintah dan rakyat Indonesia untuk terus menggelorakan sila ketiga Persatuan Indonesia. Para pengambil kebijakan harus bersatu tidak boleh saling menyalahkan dan harus terus kompak bahu-membahu berikhtiar menyelamatkan sebanyak mungkin rakyat dari COVID-19.
Begitu pula seluruh rakyat juga harus bersatu mematuhi instruksi pemerintah dengan berdisiplin memakai masker, menjaga jarak dan tidak menggelar kerumunan yang tidak perlu.
Tak hanya itu, Gus Ami juga menyerukan agar nilai kegotong-royongan yang menjadi jiwa Pancasila juga harus terus diaktualisasikan, diwujudkan oleh para pemimin negeri dan rakyat Indonesia dalam menghadapi pandemi COVID-19.
Pemerintah tidak bisa sendirian menangani pandemi dan dampak ekonomi dan sosial dari COVID-19. Begitu pula masyarakat tidak mungkin sendirian menanggung beban akibat dari Covid 19. Hanya dengan bergotong-royong, saling membantu dan tolong menolong antara semua elemen bangsa, Indonesia akan dengan cepat mengatasi pandemi COVID-19 beserta seluruh dampak langsung maupun tidak langsung di bidang ekonomi, sosial dan tentunya kesehatan masyarakat.
Dihari kelahiran Pancasila 1 Juni inilah momentum yang tepat bagi kita semua untuk membulatkan tekad, mengasah kemanusiaan kita, mengokohkan persatuan nasional dan meningkatkan jiwa kegotong-royongan kita dalam gerak dan upaya bersama mengatasi pandemi COVID-19.
"Inilah momentum bangkit bersama Pancasila menyelamatkan Indonesia dari pandemi COVID-19," ujarnya.
Yakinlah. Ia menambahkan, dengan Pancasila, bangsa Indonesia tidak akan mengalami distabilitas politik maupun sosial seperti negara lainnya, dan dengan Pancasila pula bangsa Indonesia akan mampu dengan cepat merecovery perekonomian nasional akibat pandemi COVID-19.
Baca juga: Din Syamsuddin: Pemakzulan Presiden Sangat Mungkin Dilakukan