Gunadarma Berhasil Bikin Ventilator Low Budget Sudah Lolos Uji BPFK
- VIVAnews/Zahrul Darmawan
VIVA – Sejumlah tenaga ahli Universitas Gunadarma akhirnya berhasil mengembangkan sejumlah alat ventilator yang disebut efektif untuk menangani berbagai persoalan terkait pernapasan yang bisa digunakan untuk pasien COVID-19.
Salah satu alat yang diunggulkan kampus itu adalah Robovent 1. Alat ini ini telah berhasil lulus uji Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Jakarta sebagai perangkat resutitator emergensi ventilator dan saat ini sedang dilakukan uji klinis untuk memperoleh izin produksi.
“Robovent-1 ini dibuat sebagai kontribusi Universitas Gunadarma membantu pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 yaitu membantu pasien yang menderita gagal nafas akibat COVID-19 pada gejala klinis tahap dua,” kata Rektor Universitas Gunadarma, Prof Margianti dikutip pada Jumat 29 Mei 2020
Dirinya menjelaskan, pengembangan Robovent-1 ini bekerja sama dengan PT Sari Teknologi dan PT. Inti Inovasi Teknologi. Proses pengujian teknis BPFK dilakukan secara lengkap mencakup: volume tidal (vt), respiratory rate (RR), rasio inspirasi dan ekspirasi (I/E), PEEP, PIP, keselamatan kelistrikan, keandalan, serta sistem alarm.
Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, Adang Suhendra menyebut, alat bantu pernafasan berbasis Internet of Things (IoT) ini merupakan buah karya sejumlah pakar Universitas Gunadarma yang terdiri dari Falkutas Teknologi Industri, Falkutas Kedokteran, dan Falkutas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi terlibat langsung dalam riset pengembangan alat tersebut.
“Kelebihan Robovent-1 dibandingkan dengan yang sudah ada adalah teknologi IoT, di mana tenaga medis dapat memantau pasien secara jarak jauh sehingga sangat cocok untuk penanganan pasien penyakit menular seperti COVID-19,” katanya
System alarm, merupakan LCD display serta berbasis IoT. “Robovent-1 merupakan ventilator low budget karena 85 persen komponen material berasal dari dalam negeri (TKDN),” kata dia.
Sementara itu, PIC research Yohanes Kurnia selaku pengajar Robotika Gunadarma mengungkapkan, selain Robovent-1, saat ini produk lain yang sudah didaftarkan untuk dilakukan pengujian teknis di BPFK adalah, Nurse Care (N-CPAP)+High Flow Nasal Canule, HFNC Only, Ventilator ICU pneumatic, Powered Air Purifying Respirator (PAPR), RoboHelm dan kamera pengukur suhu tubuh.
Ringankan Beban Negara
Selain itu, Universitas Gunadarma juga telah menghasilkan produk inovatif hasil penelitian yang terkait COVID-19 yaitu perangkat lunak aplikasi medis untuk pendeteksian kanker paru dalam ruang 2 dan 3 dimensi, sistem pakar untuk diagnosis kanker paru LCDiagnosis, sistem monitoring COVID-19.
Yohanes menjelaskan, khusus RoboHelm, adalahs alah satu alat yang cukup efektif dan mudah untuk digunakan. Bahkan karena ukurannya hanya seperti koper, alat ini disebut-sebut mampu dibawa tenaga medis hingga ke daerah pelosok.
“RoboHelm adalah helm CPAP yang merupakan modifikasi dari tim RoboVent yang dapat digunakan semua alat CPAP,” ujar dia.
Adapun kelebihan RoboHelm dibanding sungkup hidung maupun muka adalah lebih nyaman digunakan, mengurangi risiko kontaminasi ke ruang perawatan dan tenaga medis. Kemudian mengurangi dampak lecet di kulit akibat tekanan, sehingga dapat digunakan lebih lama.
“Alat ini jauh lebih murah dan sangat-sangat bisa untuk memangkas biaya kesehatan khususnya penanganan COVID. Jadi kalau ini digunakan saya yakin kita akan dapat dengan cepat memulihkan keadaan,” ujar Yohanes.
Pihak Universitas Gunadarma berharap, produk-produk inovasi yang telah dikembangkan diharapkan dapat digunakan secara luas baik oleh rumah sakit maupun puskesmas di Indonesia dan berpeluang dapat diekspor ke manca negara.
Baca juga: George Floyd Tewas di Lutut Polisi AS Berujung Penjarahan di Mana-mana