SIKM Penting, Ada Hampir 2 Juta Orang Bakal Dicegat Masuk Jabodetabek
- BNPB
VIVA – Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Syafrin Liputo, menyampaikan kalau jumlah orang yang keluar dari Jabodetabek untuk mudik Lebaran saat pandemi corona hampir mencapai 2 juta orang. Karena itu, butuh penanganan khusus bagi mereka yang akan kembali ke Jakarta, guna menekan kembali penyebaran virus corona atau covid-19.
Dari data yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta, jumlah orang sudah terlanjur mudik dan menggunakan angkutan umum, mencapai lebih dari 750 ribu orang. Sementara yang menggunakan kendaraan pribadi, berdasarkan data dari Jasa Marga, yang keluar dari Jabodetabek totalnya mencapai 465.500 kendaraan lebih.
"Jika dikalikan dua saja untuk satu kendaraan, maka total hampir 900 ribu orang mudik pakai kendaraan pribadi. Artinya, saat ini jika dijumlahkan dengan pemudik yang naik angkutan umum, maka total yang sudah keluar dari Jabodetabek mencapai 1,8 juta orang," kata Syafrin Liputo di BNPB, Kamis 28 Mei 2020.
Baca juga: Dokter Aditya Kena Sanksi, Salah Kritik Penanganan Corona di Surabaya
Menurut Syafrin, kembalinya pemudik dari daerah mereka masing-masing yang perlu diantisipasi dengan serius. Sejak awal sudah disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, karena Jabodetabek sebagai episentrum Covid-19, maka warga yang ada di Jabodetabek dilarangan untuk bepergian ke luar kota, apalagi mudik.
"Karena jika Anda mudik, belum tentu dengan sangat mudah Anda masuk kembali ke Jabodetabek. Sebab itu, melalui Peraturan Gubernur No.47 telah diatur, yang akan masuk wajib memiliki surat izin keluar masuk (SIKM). Tentu harus mengajukan izin, syarat, kegiatan apa saja yang diperbolehkan, siapa saja yang boleh masuk, melalui penyekatan di areal jabodetabek. Siapa yang memiliki SIKM boleh masuk, yang tidak diputarbalikan," kata Syafrin.
Menurut Syafrin, penyekatan sudah dimulai sejak awal keberangkatan masyarakat, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, telah dilakukan penyekatan sepanjang jalan. Sehingga saat masuk wilayah Jabodetabek, sudah sangat terseleksi.
"Ini dilakukan setelah ada evaluasi bersama dengan Kepala Gugus Tugas Nasional Penanganan Covid-19 pada 23 Mei 2020, terhadap arus mudik dan pencegahan arus balik seperti apa. Pola ini yang kita jalankan dan masyarakat sudah terseleksi, di jalan tol bila tidak sesuai SIKM langsung dikeluarkan," katanya.
Baca juga: Gugus Tugas Beri Peringatan, Surabaya Bisa Jadi Wuhan