Dokter Aditya Kena Sanksi, Salah Kritik Penanganan Corona di Surabaya

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Dokter Aditya C Janottama yang mengkritik penanganan virus corona atau covid-19 di Surabaya, sudah dipanggil manajemen Rumah Sakit Royal Surabaya. Dia diminta memberi penjelasan terkait dengan sindirinnya melalui akun Twitter @cakasana kepada Pemerintah Kota Surabaya terkait penanganan pandemi corona.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Menurut manajemen Rumah Sakit Royal, Aditya yang merupakan dokter di rumah sakit itu, telah keliru berpendapat di media sosial apalagi informasi yang dia terima tidak akurat. Karena kekeliruan informasi itu, Aditya telah dijatuhi sanksi.

Ditujukan kepada Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Rumah Sakit Royal secara resmi menyampaikan klarifikasi melalui surat bernomor 180.RS-R.05.2020. Lima poin tertulis dalam surat itu. 

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Pertama, dijelaskan bahwa Aditya C Janottama benar sebagai karyawan di Rumah Sakit Royal Surabaya yang bertugas sebagai dokter jaga di IGD.

Kedua, Rumah Sakit Royal membantah pernyataan Aditya di akun Twitternya, @cakasana, bahwa Rumah Sakit Royal tidak menerima bantuan alat pelundung diri atau APD dari Pemkot Surabaya. Manajemen Rumah Sakit Royal menganggap pernyataan tersebut adalah bersifat pribadi. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Karenannya, pada poin ketiga RS Royal menyampaikan bahwa pihaknya tidak bertanggungjawab atas pernyataan Aditya tersebut.

Juru bicara RS Royal Surabaya, Dewa Nyoman Sutanaya, membenarkan bahwa surat klarifikasi yang beredar itu resmi dikeluarkan rumah sakitnya. 

“Iya, kami barusan rilis sudah didiskusikan oleh manajemen dan diputuskan oleh direktur, dan juga sudah koordinasi dengn Humasnya Kota (Pemkot) Surabaya,” katanya saat dihubungi VIVA melalui sambungan telepon, Kamis 28 Mei 2020.

Ia mengaku manajemen Rumah Sakit Royal langsung memanggil dan mengklarifikasi Aditya begitu cuitannya heboh di dunia maya. Hasil klarifikasi, Aditya tidak menerima informasi bahwa Rumah Sakit Royal sudah menerima bantuan APD dari Pemkot Surabaya. 

“Mungkin saat distribusi (APD, Aditya) tidak kebagian, dokter yang kebagian yang lain. Kan yang dapat APD bukan cuman dokter, ada perawat nakes yang lain. Mungkin salah pahamnya di situ,” kata Dewa.

Dewa mengaku, selama pandemi Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19, Rumah Sakit Royal Surabaya menerima bantuan APD dari sejumlah donator, tidak hanya dari Pemkot Surabaya. Adapun dari Pemkot Surabaya ialah APD seperti baju hazmat, hand sanitizer, masker, face shield, dan lainnya. 

“Pemkot (bantu) APD, juga (wedang) jahe dan telur, walaupun sekarang berhenti,” ujarnya.

Bantuan APD dari sejumlah donator, baik pemerintah maupun lembaga donasi lainnya, itu lantas ditampung di gudang logistik RS Royal Surabaya. Dari situ kemudian manajemen mendistribusikannya ke seluruh tenaga kesehatan. 

“Nah, para tenaga kesehatan yang memperoleh APD tidak diberitahu asal APD tersebut. “(Distribus APD) Dipilih berdasarkan tempat-tempat yang membutuhkan,” katanya.

Baca juga: Viral Dokter RS Royal Kritik Penanganan Corona di Surabaya

Sebelumnya, Netizen Surabaya, Jawa Timur, dihebohkan cuitan akun Twitter @cakasana (Aditya C Janottama), seorang dokter di RS Royal Surabaya, pada Rabu, 27 Mei 2020, yang mengkritik penanganan Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 oleh Pemerintah Kota Surabaya. Pihak pemkot langsung merespons dan menyangkal pernyataan yang dicuitkan Aditya.

Cuitan itu diunggah Aditya di akun Twitternya pada Selasa kemarin, 26 Mei 2020. Ia memulai unggahannya dengan kalimat: Oke kalau gitu mulai saja… SEBUAH UTAS tentang bobroknya penanganan COVID-19. Selanjutnya, ia menyampaikan tentang RS-RS rujukan Covid-19 di Surabaya yang satu sama lain berbeda kondisi dan fasilitasnya.

Hal yang bikin heboh, Aditya juga mengunggah kritik bernada nyinyir yang menyasar Pemkot Surabaya. Menyertai foto sebuah surat edaran tentang himbauan pemakaian APD di seluruh rumah sakit, ia menuliskan kalimat: Kita dapet edaran ginian. Tapi ga dibantu sama sekali dari pemkot. Dapetnya dari pemprov. Ia menyebut bantuan dari Pemkot Surabaya hanya telur rebus dan wedang jahe.

Pemkot Surabaya menanggapi informasi sepihak yang diunggah Aditya di akun Twitternya itu. Koordinator Protokol Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Muhammad Fikser, menyayangkan unggahan tersebut. menurutnya, unggahan itu bisa berdampak buruk pada persepsi masyarakat terhadap tenaga medis di Surabaya.

Baca juga: Gugus Tugas Beri Peringatan, Surabaya Bisa Jadi Wuhan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya