Soal Corona, Ali Jaber: Pemerintah Tak Tegas, Warga Kurang Sadar

Ulama Syekh Ali Jaber
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Salah satu ulama besar Indonesia,? Syekh Ali Jaber mengungkapkan pendapatnya terkait upaya pemerintah pusat dalam pencegahan dan penanganan wabah virus mematikan, COVID-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Syekh Ali Jaber mengatakan bahwa pemerintah Indonesia masih belum tegas dalam melaksanakan peraturannya sendiri. Itu terlihat bagaimana para masyarakat Indonesia yang masih banyak melanggar aturan yang sudah dicanangkan.

“Alhamdulillah di negeri kita sampai detik ini, mohon maaf masih bebas, tidak ada ketegasan yang sangat dibutuhkan menurut saya di saat ini. Apalagi di hari raya, aktivitas selalu bebas,” kata Syekh Ali Jaber dikutip dari tayangan acara Fakta tvOne pada 25 Mei 2020.

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

“Nampaknya, pemerintah kita kurang percaya diri, takut ada risiko banyak, dan masih ada kepentingan-kepentingan yang lain,” tambahnya.

Baca Juga: Pasca Diludahi Penumpang, Supir Taksi Meninggal Positif COVID-19

Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Selain itu, Syekh Ali Jaber juga ikut membeberkan bahwa masyarakat Indonesia sendiri sampai saat ini, kesadarannya dalam melawan virus mematikan masih sangat minim. Ia sangat prihatin dengan hal yang masih ada sekarang.

“Dan mohon maaf, masyarakat kita masih belum ada kesadaran menghadapi penyakit yang begitu parah dan bahaya.”

Tidak terlepas dari itu, Syekh Ali Jaber ikut memberi saran, masukan dan motivasi kepada masyarakat yang kini terkena dampak dari adanya PSBB. Ia mengutip perkataan dari salah satu sahabat Rasulullah SAW yaitu Umar Bin Khattab dalam hal tersebut.

“Kita bisa menerapkan apa kata Umar Bin Khattab yaitu ‘belajar hidup susah karena nikmat tidak dijamin kekal’,”

Sang ulama katanya juga ingin, masyarakat Indonesia terus bersabar dalam keadaan susah seperti ini. Terus mengingatkan untuk tetap belajar prihatin dalam banyak hal, ekonomi dan juga pekerjaan.

Laporan : Abdulah Saputra

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya