Superspreader Baru Corona Indonesia Dikhawatirkan Muncul Saat Lebaran
- abc
Namun, menurut Pandu Riono, ahli epidemiologi Universitas Indonesia, banyak orang masih tidak mengerti mengapa mereka harus tetap tinggal di rumah dan membatasi aktivitas di luar.
"Semua orang membicarakan "social-distancing"...tanpa mengerti maksudnya. "Apa itu COVID? Saya tidak melihat COVID," kata dia.
"Hanya beberapa keluarga yang sanak saudaranya sudah meninggal karena COVID yang mengerti."
Aturan di masjid "sulit diterapkan"
Indonesia telah menjalankan PSBB, sama halnya dengan Malaysia, sebagai negara yang juga khawatir kondisi perekonomiannya akan terdampak besar-besaran.
Presiden Joko Widodo menekankan bahwa setiap negara memiliki karakter, budaya, dan kedisiplinan yang berbeda, yang mendorong Pemerintah Indonesia untuk tidak menerapkan "lockdown".
Pola pikir ini menimbulkan masalah lain, yaitu keraguan yang dimiliki pihak berwajib dalam mengambil langkah tegas ketika melaksanakan pembatasan sosial, misalnya membubarkan acara keagamaan, karena takut menerima serangan reaksi dari masyarakat.
Meskipun MUI sudah mendorong warga Muslim untuk tinggal di rumah, masih ada kekhawatiran bahwa mereka akan tetap beribadah di masjid.
Laporan dari Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) di Jakarta minggu ini memperingatkan resiko penyebaran COVID-19 oleh perkumpulan aktivitas keagamaan, terutama di momen Ramadan.
Selama liburan Lebaran diperkirakan sebagian warga tidak akan mematuhi aturan soccial distancing.
Reuters: Willy Kurniawan
"Organisasi Islam besar seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama telah mewajibkan warga Muslim untuk melakukan salat [Id] di rumah, bukan masjid. Namun kebijakan ini ini akan sulit terlaksana," bunyi laporan mereka.