Ramai #indonesiaterserah, Tenaga Medis Juga Lelah
- twitter.com/YuKe__17/
VIVA – Seiring bertambahnya jumlah orang yang terpapar virus COVID-19 di Indonesia, membuat masyarakat kian sulit. Runtuhnya aspek ekonomi, dan terganggunya bidang kehidupan lainnya membuat rakyat makin tersiksa dengan situasi seperti ini.
Hal yang disesalkan, masih banyaknya warga tak mengindahkan dan menaati anjuran, imbauan serta peraturan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah.
Rendahnya perilaku disiplin masyarakat dan terdapatnya sejumlah kebijakan Kementerian yang seolah tumpang tidih dengan skema protokol yang ditetapkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 juga jadi problem serius yang terus dihadapi.
Baca juga: Singapura Buka Lowongan Petugas COVID, Gajinya Hampir Rp40 Juta
Hal ini pula yang mendorongnya menjamurnya hastag #TerserahIndonesia, “Indonesia?? Terserah!! Suka-suka Kalian Saja” di timeline sejumlah halaman media sosial.
Jargon itu pun menjadi suara sindiran satir karena makin tak terkendalinya perilaku masyarakat yang justru berisiko akan bertambahnya angka positif virus asal Wuhan, China ini.
Dan salah satu tokoh yang juga bersuara lantang akan situasi makin banyaknya pelanggaran peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yakni dokter Tirta Mandira Hudhi.
Baca juga: Naikkan Iuran BPJS, Jokowi Disindir Mas Karyo
Dokter yang kerap meneriakan hal-hal kritis dan mengedukasi ini sepertinya sudah sangat geram dengan kelakuan masyarakat yang tak bisa diajak disiplin guna menekan wabah virus corona.
“Setelah kejadian tempo hari di sarinah, Lalu kejadian di soetta today. Sementara yg laen habis2 an di phk demi covid, ada yg prusahannya rugi habis2 an demi mengurangi covid,” tulis dokter Tirta dalam caption postingan di akun Instagram pribadinya yang bergambar seorang tenaga media lengkap dengan alat pelindung diri yang memegang seruan “Indonesia?? Terserah!! Suka-suka Kalian Saja”.
“Ratusan event batal, Ratusan WO dan EO merugi, Brapa umkm dan PKL ga makan, Starling, pecel lele sepi. KITA PATUH ! Tarawihan ga bisa di masjid. Tempat ibadah sepi,” jelasnya.
“Belum relawan, tenaga medis, dan paramedis berjuang, kmren angkat perjuangan driver ambulance. Wis karepe ae lah. Aku tak turu sek. Ngantuk,” tegas dokter bergaya flamboyan tersebut.