Jadi Buronan KPK, Beredar Info Nurhadi Sering Tukar Gepokan Dolar
- VIVA.co.id/ Edwin Firdaus.
VIVA – Mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi yang terlibat kasus suap dan gratifikasi terkait penanganan perkara di Mahkamah Agung pada tahun 2011-2016, hingga kini masih buron.
Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK hingga kini belum juga berhasil menangkap mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi. Padahal sebelumnya, KPK telah menerbitkan surat Daftar Pencarian Orang (DPO) dan surat perintah penangkapan untuk mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi dan mencegahnya untuk ke luar negeri.
Namun beberapa waktu lalu beredar rumor, Nurhadi dengan bebas berkeliaran bahkan aktif menukarkan uangnya. Informasi tersebut diungkapkan pihak Masyarakat Antikorupsi Indonesia (MAKI).
Koordinator MAKI, Boyamin Saiman mengaku mendapatkan informasi bahwa Nurhadi sering menukarkan uang dolar miliknya di dua tempat money changer di Jakarta.
"Ada dua tempat money changer di Jakarta yang biasa digunakan oleh Nurhadi untuk menukarkan uang dolar miliknya yaitu di daerah Cikini dan Mampang," kata Boyamin kepada awak media, Senin, 11 Mei 2020.
Menurut Boyamin, Nurhadi rutin menukarkan uang dolar miliknya seminggu tiga kali. Setiap minggunya, tersangka suap pengurusan perkara di MA itu bisa menukarkan uang mencapai Rp3 miliar.
"Biasanya tiap minggu menukarkan uang dua kali sekitar Rp1 M untuk kebutuhan sehari-hari dan akhir pekan lebih banyak sekitar Rp1,5 M untuk gaji buruh bangunan serta gaji para pengawal," ujarnya.
Namun, lanjut Boyamin, bukan Nurhadi langsung yang menukarkan uang, melainkan menantunya Rezky Herbiyono yang saat ini juga menjadi buron KPK atas kasus yang sama.
"Yang melakukan penukaran bukan Nurhadi, biasanya menantunya Rezky Herbiyono atau karyawan kepercayaannya," ujar Boyamin.
Boyamin berdalih sudah menyampaikan informasi ini ke KPK. Ia berharap KPK dapat melacak jejak-jejak keberadaan Nurhadi dari transaksi tersebut sehingga bisa segera menangkapnya.
"Saya Rabu pekan kemarin sudah menyampaikan informasi ini ke KPK secara detail termasuk nama tempat money changer-nya, termasuk lokasinya," imbuh Boyamin.
Sebelumnya, Boyamin juga mengaku sudah memberi informasi ke KPK mengenai seluruh harta Nurhadi. Di antaranya yakni rumah, villa, apartemen pabrik tissu di Surabaya, kebun sawit di Sumatera Utara, dan usaha sarang burung walet di Tulung Agung.
"Dengan diketahui harta benda dan cara penukaran uang, semestinya KPK mampu untuk mempersempit pergerakan Nurhadi dan menantunya sehingga memudahkan untuk menangkapnya," kata Boyamin.