Deretan Klaster di Jatim yang Bikin Cemas, dari Pabrik hingga Pasar
VIVA – Di tengah banyaknya negara yang mulai melonggarkan kebijakan lockdown, wabah virus corona di Indonesia justru menunjukkan angka kasus yang terus bertambah. Bahkan, potensi penularan Coronavirus Disease atau COVID-19 di Jawa Timur masih mengkhawatirkan.
Dikutip laman VIVAnews, jumlah kasus corona di Jawa Timur terus meningkat. Penerapan PSBB belum sepenuhnya berhasil. Bahkan tingkat kedisiplinan masyarakat memathui protokol pencegahan COVID-9 masih minim. Hal ini, memunculkan klaster-klaster penularan baru yang mengkhawatirkan, dari lingkungan pabrik hingga pasar.
Belum selesai tes COVID-19 yang dijalani Klaster Sampoerna-- klaster penularan di lingkungan pabrik milik PT HM Sampoerna Tbk di Kecamatan Rungkut, Kota Surabaya, kini muncul lagi potensi klaster baru yang cukup mengkhawatirkan, di lingkungan pasar. Klaster mengerikan ini ada di Pasar Pujon, Kabupaten Malang, dan salah satu pasar di Bojonegoro.
Sebelumnya, berdasarkan data, klaster Sampoerna mencatat 65 karyawan positif corona. 46 karyawan lainnya yang hasil rapid test-nya reaktif masih menunggu hasil tes swab-PCR. Di luar itu, terdapat 165 karyawan yang dites swab pihak perusahaan namun belum jelas hasil tesnya.Â
Belum lagi, Klaster Pabrik Rokok di Kabupaten Tulungagung. Puluhan karyawannya hingga kini masih menunggu hasil tes swab. "Yang Sampoerna sudah dilakukan tindak lanjut," kata Ketua Rumpun Tracing Gugus Tugas COVID-19 Jatim, Kohar Hari Santoso, dalam konferensi pers melalui live streaming pada Kamis malam, 7 Mei 2020.
Sementara di Kabupaten Malang, terdapat potensi penularan masif di Pasar Pujon. Kasus bermula dari adanya orang tanpa gejala (OTG) yang positif corona dan beraktivitas di Pasar Pujon.Â
"Pengalaman Pujon itu salah satunya adalah pedagang yang riwa-riwi Surabaya ke Batu dan Pujon," ujar Kohar.Â
Salah satu pasar lain yang berpotensi menjadi klaster baru ialah salah satu pasar di Kabupaten Bojonegoro. Terdapat sebanyak 86 pedagang reaktif setelah petugas Gugus Tugas COVID-19 daerah setempat menggelar rapid test terhadap 269 pedagang. Dari 86 yang reaktif, 75 warga Bojonegoro dan 11 warga Tuban. "Ini kita dalami lebih jauh," ucap Kohar.Â
Dirut RSUD Syaiful Anwar Malang megatakan, hasil rapid test bikin cemas karena kebanyakan yang positif tak menunjukkan gejala klinis. Untuk itulah OSBB dibutuhkan.
"Pesannya, arus lalu lintas harus diturunkan, karena orang yang lalu-lalang tadi kalau ternyata OTG itu bisa membikin spreading (menyebar)," kata Anwar..Â
Sebelumnya dikabarkan kasus corona di Jatim bertambah sebanyak 45 kasus pada Kamis, 7 Mei 2020. Dan untuk sementara, total kasus di Jawa Timur berjumlah 1.265. Dari data itu, 918 pasien masih dirawat, 210 orang sembuh, dan 137 pasien meninggal dunia.Â