Pejabat Istana Sindir Bos Media Soal Kartu Prakerja: Kebiri Hak Orang
- Istimewa
VIVA –Program kartu prakerja menimbulkan pro dan kontra. Baru-baru ini, pihak Istana bahkan menyindir pihak-pihak yang mengkritik program kartu pra kerja. Kritik itu disampaikan lantaran ada pihak berupaya menguji sistem tersebut seperti yang dilakukan praktisi media digital, Agustinus Edy Kristianto. Meski niat tersebut dianggap baik, namun dikatakan kritik tidak sesuai konteks.
"Kalau ada orang-orang yang mencoba- coba sistem, saya kira bagus upaya tersebut. Tapi cara itu sudah mengesampingkan hak orang yang sebenarnya lebih membutuhkan kartu prakerja," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian, Sabtu 2 Mei 2020.
Donny melihat, antusias masyarakat tinggi untuk mengikuti program pelatihan ini. Karena tujuannya meningkatkan kemampuan para calon pekerja, terutama yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja selama masa pendemi corona.
"Pendaftarannya cukup besar jadi mereka yang terdampak COVID ini sangat membutuhkan.”
Donny berpesan, jika ingin memberikan masukan untuk sistem prakerja, jangan dengan cara mendaftarkan diri, karena itu bisa mengebiri hak orang lain yang sebenarnya lebih membutuhkan kartu prakerja.
Seperti diketahui, masyarakat dapat memilih pelatihan berbagai daring yang tersedia sebanyak delapan aplikasi. Artinya program itu, kata dia, memberikan keleluasaan bagi para pendaftar memilih pelatihan yang sesuai dengan minatnya, tidak melulu Ruangguru.
Sebelumnya, Edy yang juga Founder dan CEO dari Portal Berita Hukum dan Politik Gresnews, menyampaikan bahwasanya dia bisa sangat mudah mengantongi Certificate of Excellence dari Skill Academy dari Ruang Guru yang telah ditandatangani CEO Skill Academy Adamas Belva Devara. Tanpa menuntaskan materi pelatihan secara online, dia kemudian langsung mencoba mengikuti ujian pada kursus Jurnalistik: Menulis Naskah Berita Seperti Jurnalis Andal.