Ancaman Banjir dan Bencana Alam Mengintai di Tengah Pandemi Corona
- bbc
Selain itu, Pelin mengatakan masyarakat kesulitan untuk membeli masker. "Di manapun untuk tempat pembelian, kita tidak dapat. Ke toko kita cari pun maskernya tidak ada. Dan juga di apotek-apotek sulit untuk dicari," tutur Pelin.
"Walaupun ada masker itu datang entah dari mana dibawa ke apotek dan toko, itu cepat habis. Jadi masyarakat di sini lebih banyak tidak pakai masker daripada pakai masker."
Sulit jaga jarak di tengah banjir
Sementara pengalaman menjalankan protokol Covid-19 di saat bencana dirasakan Kepala BPBD Rejang Lebong Budianto. Kabupaten di Provinsi Bengkulu itu baru-baru ini dilanda banjir dan tanah longsor yang merusak ratusan rumah warga dan menyebabkan kerugian kira-kira Rp1,5 miliar.
Budianto mengaku kesulitan membuat masyarakat tetap menjaga jarak di saat bencana.
"[Protokol Covid-19] diperhatikan, tapi dalam praktiknya enggak bisa full karena kondisinya memang darurat," ujarnya kepada BBC News Indonesia.
Selain itu, pihaknya juga kekurangan personel. Pasalnya, BPBD juga terlibat dalam penanggulangan pandemi Covid-19. "Jadi ada beban tambahan di saat yang sama kita harus mengakomodir yang banjir ini jadi ada sedikit kendala-kendala teknis di lapangan," tuturnya.
"Masyarakat juga berkumpulnya mendadak, mendesak, dalam arti mereka juga menyelamatkan harta-harta, barang-barang kan enggak bisa kita tunggu dulu. Mereka langsung spontan, begitu."