Viral Cara Unik Ungkap Duka untuk Paramedis Lewat Lukisan Roti
VIVA – Sejumlah dokter dan perawat telah meninggal dunia dalam menangani pasien yang terpapar virus corona atau COVID-19 di Indonesia. Tak melulu harus dengan karangan bunga atau ucapan duka, ada cara unik untuk menyampaikan penghormatan dan rasa duka terhadap para pejuang COVID-19.
Di media sosial, viral ucapan bela sungkawa dengan menggambar wajah beberapa dokter. Bukan di atas kertas gambar itu dibuat, melainkan di atas roti. Wajah para pejuang garda terdepan, dibentuk menggunakan susunan mese cokelat. Foto lukisan wajah para pejuang COVID-19 yang telah gugur ini diunggah oleh akun instagram Mas Putu @PutuWardhani.
"Dengan kerendahan hati dan penuh hormat, mengucapkan turut berduka kepada seluruh Dokter, Perawat serta tenaga kesehatan yang gugur dalam penanganan Pandemi Covid-19. Terima kasih tak terhingga atas seluruh tenaga, dedikasi, menjadi Pahlawan yang sejati untuk kami," tulis akun Mas Putu yang dikutip pada Rabu, 29 April 2020.
Sementara dari akun Twitter Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dokter yang meninggal dunia akibat COVID-19 adalah dokter Hadio Ali (IDI Cabang Jakarta Selatan), dokter Djoko Judodjoko (IDI Cabang Kabupaten Bogor), dokter Laurentius P (IDI Cabang Jakarta Timur).
Kemudian dokter Adi Mirsaputra (IDI Cabang Kota Bekasi), dokter Ucok Martin (IDI Cabang Medan), dokter Toni D Silitonga (IDI Cabang Bandung Barat), dokter Bambang Sutrisna (IDI Jakarta Timur), dokter Iwan Dwiprahasto (IDI Cabang Yogyakarta).
Selanjutnya, dokter Bartholomeus Bayu Satrio Kukuh Wibobo (IDI Cabang Jakarta Barat), dokter Exsenveny Lalopua (IDI Cabang Bandung), dokter H. Efrizal Syamsudin (IDI Cabang Prabumulih), dokter Ratih Purwarini (IDI Cabang Jakarta Timur).
Selain itu, dokter Nasrin Kodim (Guru Besar Epidemiologi FKM-UI), dokter Bernadette Albertine Francisca (IDI Cabang Makassar), dokter Ketty Herawati Sultana (IDI Cabang Tangerang Selatan), dokter Lukman Shebubakar (IDI Cabang Jakarta Selatan).
Lalu dokter Wahyu Hidayat (IDI Cabang Kabupaten Bekasi), dokter Heru Sutantyo (IDI Cabang Jakarta Selatan), dokter Naek L Tobing, dokter Karnely Herlena (IDI Cabang Depok), dokter Sudadi Hirawan.
Kemudian dokter Soekotjo Soerodiwirio, dokter Hasan Zain (IDI Cabang Banjarmasin), dokter Mikhael Robert Marampe (IDI Cabang Bekasi), dokter Berkatnu Indrawan Janguk, dokter Kartono Muhammad (Ketua Umum PB IDI 1985).
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid, KH. Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym juga pernah mengajak masyarakat memakai pita hitam sebagai bentuk prihatin atas gugurnya para pahlawan pejuang melawan virus corona atau COVID-19 di Indonesia.
"Saudaraku, ini adalah pita hitam tanda keprihatinan, tanda simpati dan keperihan atas perjuangan dan pengorbanan paramedis, para dokter, para perawat, dan terutama bagi yang wafat," kata Aa Gym lewat instagram yang dikutip pada Kamis, 16 April 2020.
Menurut dia, Indonesia sangat kehilangan besar atas meninggalnya para tenaga medis dalam berjuang melawan COVID-19. Mereka adalah para pejuang, para pahlawan yang berada pada barisan paling depan yang berkorban untuk keselamatan dan pencegahan tersebarnya COVID-19 ini.
"Sudah sepatutnya kita semua pemerintah bersungguh-sungguh menyiapkan segala perangkat yang membuat para petugas ini lebih aman, bisa bertugas dengan maksimal dan selamat," ujarnya.
Di samping itu, Aa Gym juga mengingatkan masyarakat bahwa harus tahu betapa beratnya perjuangannya, terkuras waktu, pikiran, tenaga, emosi, bahkan senantiasa dalam ancaman terpapar virus juga belum lagi perlakuan dari sebagian masyarakat.
"Dan yang paling pedih kita dengar ada jenazah perawat yang ditolak dimakamkan bersama dekat ayahnya, ini adalah perbuatan yang zolim kepada para pejuang. Mari kita hormati dengan benar-benar bersama-sama disiplin mencegah terjadinya penyebaran virus ini," jelas dia.