Kontroversi Sri Mulyani, Bupati yang Tempel Foto di Hand Sanitizer
- VIVA/Dwi Royanto
VIVA – Bupati Klaten, Sri Mulyani menjadi sorotan karena menempelkan stiker bergambar wajahnya di hand sanitizer bantuan sosial corona atau COVID-19 dari Kementerian Sosial. Kini, Sri Mulyani sudah minta maaf.
Seperti dilansir dari wikipedia, Sri Mulyani merupakan Bupati Klaten periode 2017-2021. Ia dilantik pada 27 November 2017, setelah Sri Hartini diberhentikan dari jabatan Bupati Klaten karena tersangkut kasus korupsi dan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebelum menjadi Bupati Klaten, perempuan kelahiran 4 Mei 1977 ini menjabat Wakil Bupati Klaten sejak 2016. Sri Mulyani merupakan istri dari Sunarna, mantan Bupati Klaten dua periode yakni 2005-2015.
Kesalahan teknis
Hand sanitizer yang ada stiker Bupati Klaten, Sri Mulyani itu sempat beredar di media sosial. Kemudian, Bupati Mulyani langsung menyampaikan klarifikasi melalui akun Twitter Yani Sunarno pada 27 April 2020. Saat itu, ia minta maaf karena ada kesalahan teknis.
"Kepada seluruh netizen. Saya sampaikan terima kasih atas saran, kritik dan masukannya. Berkaitan dengan bantuan hand sanitizer kepada masyarakat, saya sampaikan permohonan maaf atas kesalahan yang terjadi di teknis lapangan," kata Yani lewat Twitter yang dikutip pada Rabu, 29 April 2020.
Ia mengaku tidak ada maksud lain apalagi menumpangi atau mengambil keuntungan pribadi. Karena selain mendapat bantuan dari Kementerian Sosial, ia juga membuat bantuan hand sanitizer sendiri yang ada stikernya.
"Sedangkan untuk bantuan sembako yang saya serahkan di kantor DPC adalah dana pribadi saya selaku Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Klaten. Sekali lagi saya sampaikan permohonan maaf atas peristiwa yang tidak mengenakan ini. Terima kasih," ujarnya.
Bantuan Kemensos terbatas
Yani mengatakan bantuan dari Kementerian Sosial yang diterima Pemerintah Kabupaten Klaten berupa hand sanitizer sebanyak 100 botol, sedangkan pengadaan hand sanitizer tersebut ada puluhan ribu botol.
"Jumlah bantuan dari Kemensos itu terbatas sekali, tidak banyak. Justru yang banyak itu dari kami," kata Yani seperti dilansir dari Vivanews.
Menurut dia, beberapa hand sanitizer yang tertempel stiker wajahnya itu rencana akan dibagikan juga ke internal DPC PDI Perjuangan Klaten, termasuk pengurus anak cabang Klaten.
"Ada beberapa yang akan dibagikan ke PAC, ada 26 PAC di Klaten," katanya.
Ditegor Gubernur Jawa Tengah
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengaku sudah bicara dengan Sri Mulyani atas peristiwa beredarnya hand sanitizer yang tertempel stiker wajah Bupati Klaten. Bahkan, Ganjar sudah beri peringatan kepada Yani.
Menurut dia, sebagai pemimpin daerah tidak perlu melabeli bantuan dari pemerintah dengan wajah sendiri. Kini, kata dia, Yani sudah legawa dan meminta maaf soal insiden tersebut.
"Bu Yani sudah menerima kritikan saya, dia minta maaf dan akan diperbaiki semuanya," ujarnya seperti dilansir Vivanews.
Ganjar mengatakan Bupati Yani bilang bantuan ada dua, yakni dari Bupati Klaten dan Kementerian Sosial yang kemudian digabung menjadi satu. Setelah itu, bantuan yang digabung tersebut malah ditempel stiker Bupati Klaten.
"Awalnya menurut Bu Bupati itu betul-betul murni dari Kemensos dan ada bantuan dari Bu Bupati sendiri. Nah, begitu di-blending ada yang menempelkan stiker. Yang nempel ini mungkin pendukung atau bukan pendukung, kita tidak tahu," kata Ganjar.