Warga AS Tolak 'Stay at Home', Malah Makin Gila Demonstrasi

Stay at home
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Pemerintah Amerika Serikat sepertinya harus putar otak lebih keras untuk bisa mengontrol warganya untuk mematuhi aturan dalam menghentikan penyebaran wabah virus Corona. Anehnya, warga Negeri Paman Sam justru menyebut pemerintah tak punya hak mengatur banyak hal dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini.

Menko Airlangga: Indonesia Siap Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari Amerika Serikat

Situasi tersebut tentunya menjadi sebuah kekhawatiran besar pemerintah, mengingat warga yang tak mau aktivitas pribadi dan ekonominya diatur memilih untuk berunjuk rasa dengan berkerumun.

Pertemuan publik pun terjadi yang seolah sudah tak lagi menghiraukan seruan social distancing dan physical distancing. Suasana itu pun terlihat kala demonstrasi menentang tindakan penutupan di Negara bagian Washington belum lama ini.

Anggota Kongres Sebut AS Sudah Bantu Israel Senilai Rp286 Triliun dalam Bentuk Senjata

Baca juga: Usai 'Menteri Goblok', Viral Kades Tuding Ridwan Kamil Menyusahkan

"Kami percaya bahwa Gubernur negara bagian telah melampaui otoritas konstitusionalnya dalam menghentikan bisnis dan memerintahkan orang untuk tinggal di rumah," ungkap salah seorang penyelenggara aksi unjuk rasa, Tyler Miller yang dilansir BBC.

Kunker ke Cina hingga AS, Prabowo Bawa Pulang Komitmen Investasi Rp294 Triliun

Pada pertengahan Maret, Gubernur Washington, Jay Inslee mengumumkan situasi darurat yang juga kerap diberlakukan di banyak wilayah di seluruh dunia, dengan menutup restoran dan bar dan melarang aktivitas kerumunan.

Tetapi pengunjuk rasa mengatakan itu tidak konstitusional.

"Konstitusi negara mengatakan bahwa hak rakyat untuk berkumpul secara damai tidak akan pernah diringkas. Kami percaya bahwa protokol terkait virus Corona yang diperintahkan Gubernur melanggar konstitusi itu," tambah Miller.

Baca juga: Rincian Persebaran 9.096 Kasus Positif Corona di Indonesia

Namun Miller pun mengaku ia tak memprotes rekomendasi dari badan kesehatan publik dan menghormati upaya tindakan untuk menurunkan kurva penyebaran.

"Saya bahkan mengkarantina diri selama 14 hari di awal ini sendiri, ketika saya memiliki penyakit yang mencerminkan beberapa gejala," kata Miller.

"Fakta saya memprotes bukan berarti saya pikir itu adalah ide yang baik untuk mengadakan pertemuan, saya hanya percaya bahwa pemerintah tidak memiliki wewenang untuk melarang mereka," tegasnya.

Baca juga: Viral Foto Mirip Kim Jong-un Terbaring di Peti Kaca, Benarkah Dirinya?

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya