Uji Coba Plasma Darah Penyintas COVID-19 Sudah Dimulai di Indonesia
- bbc
Ratri, beserta adik dan ibunya, memilki tekanan darah rendah sehingga ia tidak pernah dibolehkan menyumbang darah.
"Memang takut, tapi akhirnya aku pikir it`s for the greater good saja, dan sebenarnya the sooner vaksin untuk Covid-19 bisa ditemukan kan the sooner for everyone ...and to my own benefit, kalau aku sakit lagi dan vaksinnya sudah ada, kan itu lebih enak," katanya.
Perlu protokol kesehatan yang aman
Amin Soebandrio, kepala LBM Eijkman, mengatakan saat ini pihaknya tengah menyusun protokol kesehatan yang aman bersama RSPAD Gatot Soebroto.
"Kami harus memastikan bahwa di dalam plasma darah donor tersebut terdapat cukup antibodi yang bisa menetralisir virus dalam tubuh pasien, untuk mengukur antibodi harus dilakukan dengan cara menantang dengan virusnya langsung. Jadi virus corona harus diam di dalam sel hidup, kemudian diberikan antibodi itu, kalau antibodi itu memang cukup kadarnya maka dia akan menghambat pertumbuhan virus di dalam sel," kata Amin.
Mengingat uji klinis ini tidak akan menguji antibodi dalam plasma darah terhadap virus corona di dalam sel hidup, Amin mengatakan bahwa laboratorium untuk pengujian harus memiliki biosafety level 3 dan sudah bisa melakukan uji klinis terhadap manusia.
Di Indonesia, laboratorium sejenis ini hanya ada tiga dan semuanya berada di Pulau Jawa, yakni laboratorium milik Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan, laboratorium Eijkman, dan laboratorium di Universitas Airlangga, Surabaya.
Proses pengujian di laboratorium ini membutuhkan waktu "agak lama," kata Amin. Setelah diuji, plasma darah siap diberikan kepada pasien. Namun tahapannya tidak berhenti sampai di situ saja,
"Setelah plasmanya siap kita mesti lihat pasiennya, itu tugas teman-teman di rumah sakit. Pertama harus memastikan bahwa pasien itu memiliki indikasi untuk mendapatkan plasma tadi. Jadi plasma ini tidak boleh digunakan untuk pencegahan, tidak boleh diberikan kepada orang yang sehat karena ia takut kena virus corona. Jadi hanya diberikan kepada pasien yang sedang dirawat karena Covid-19," kata Amin.