Pemerintah dan DPR Sepakat Tunda Pembahasan RUU Omnibus Law

Mahasiswa menggelar unjuk rasa menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja di DPR.
Sumber :
  • Wilibrodus

VIVA – Pemerintah bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sepakat menunda pembahasan klaster ketenagakerjaan dalam Rancangan Undang-undang (RUU) Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja (Ciptaker).

Pengamat Ingatkan Pemerintah Harus Antisipasi Penyebaran Paham Khilafah saat Pilkada

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono mengatakan, penundaan tersebut terjadi karena hingga saat ini masih terdapat polemik diantara serikat pekerja maupun buruh dengan pemerintah terkait klaster ketenagakerjaan.

“Dari hasil dialog dengan serikat pekerja dan serikat buruh, terdapat beberapa perbedaan pandangan, terutama pada klaster ketenagakerjaan yang dianggap berpihak kepada para investor,” kata dia dikutip dari keterangan tertulis, Senin, 27 April 2020.

Isu Kelompok Rentan Mesti Bisa Dipertimbangkan Cagub dalam Programnya Jika Menang Pilkada

Oleh sebab itu, Susiwijono menekankan akan ada lebih banyak waktu untuk mendalami substansi yang dimuat dalam klaster ketenagakerjaan tersebut, dan juga akan dilakukan dialog kembali dengan berbagai pihak terkait.

RUU Ciptaker sendiri terdiri dari 11 klaster, antara lain: penyederhanaan perizinan berusaha, persyaratan investasi, ketenagakerjaan, kemudahan dan perlindungan UMKM, serta kemudahan berusaha.

Sebelum Disepakati, Baleg DPR Sebut Ada 299 RUU Masuk Usulan

Selain itu, ada pula dukungan riset dan inovasi, administrasi pemerintahan, pengenaan sanksi, pengadaan lahan, investasi dan proyek strategis nasional, dan kawasan ekonomi.

Presiden Joko Widodo, dikatakannya, juga telah memberikan arahan agar setiap Kementerian dan Lembaga melakukan sosialisasi dan dialog kepada masyarakat dan pemangku kepentingan mengenai maksud dan tujuan serta pengaturan dalam RUU ini.

“Pemerintah berharap dengan adanya RUU Ciptaker ini dapat mendorong peningkatan lapangan kerja dan investasi untuk memacu pertumbuhan kegiatan usaha, serta meningkatkan perlindungan pekerja, terutama paska pandemi COVID-19,” tegasnya.

Baca: ?Susi Bela Rizal Ramli yang Dianggap Sampah Sebut Jokowi Minta Bantuan

Sampah plastik di laut.

Dari Sungai hingga Laut, Dampak Polusi Plastik pada Ekosistem Perairan

Polusi plastik adalah masalah kompleks yang membutuhkan solusi lintas sektor. Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat, dan sektor informal.

img_title
VIVA.co.id
23 November 2024