Belva Mundur, DPR Kritisi Ruangguru Jadi Mitra Kartu Prakerja

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay.
Sumber :

VIVA – Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo, Adamas Belva Syah Devara telah mengumumkan pengunduran diri dari jabatannya. CEO Ruangguru itu memutuskan mundur karena ingin menghindari polemik antara jabatannya sebagai staf khusus Presiden dan perusahaannya sebagai mitra program Kartu Prakerja.

Anggota komisi IX DPR RI, Saleh Partaonan Daulay menghargai keputusan mundurnya Belva, sebab permohonan pengunduran diri itu adalah hak Belva. Presiden juga telah memberikan persetujuan atas permohonan mundur tersebut.

Saleh menilai pengunduran diri itu belum tentu serta merta akan menghilangkan polemik dan perdebatan di publik. Sebab, polemik itu sendiri muncul sebagai respons terhadap pemilihan ruangguru yang ditunjuk sebagai mitra pelaksana kartu prakerja. 

"Sebetulnya semua biasa saja. Ini dianggap luar biasa karena Adamas SBD adalah CEO ruangguru. Orang menganggap itu tidak pantas. Ada kesan bahwa penunjukan itu tidak objektif. Menurut saya kesan itu wajar. Sebab, pada saat proses penunjukan, Adamas masih berstatus aktif sebagai staf khusus presiden," kata Saleh dilansir dari VIVAnews, Rabu 22 April 2020.

Pria yang juga menjabat sebagai wakil ketua Mahkamah Kehormatan Dewan ini juga menilai, yang menjadi masalah adalah ruangguru yang sudah ditunjuk sebagai mitra kartu prakerja. Sehingga tetap muncul anggapan, bahwa Belva mundur tetapi dirinya tetap mengambil keuntungan triliunan rupiah karena memanfaatkan jabatan sebelumnya.

"Ada teman yang bilang, sayang sekali dia mundur. Katanya, kalaupun mundur, tetap saja polemiknya tidak selesai. Bahkan, orang akan mengatakan bahwa dia hanya mundur beberapa langkah untuk maju triliunan langkah," ujarnya.

Menurut Saleh, lebih baik Belva menjelaskan kepada publik mengenai penunjukkan ruangguru sebagai mitra kartu prakerja. Karena sejak awal, itulah yang disoroti masyarakat.

"Bukankah sebaiknya tidak mundur? Sejak awal, orang kan tidak mempersoalkan soal posisinya sebagai staf khusus. Yang dipersoalkan adalah soal proses penunjukan lembaganya sebagai mitra kartu prakerja. Kalau itu masalahnya, bukankah sebaiknya prosesnya yang dijelaskan secara terbuka. Dengan begitu, semua orang menilai bahwa itu wajar. Karenanya, tidak perlu dipersoalkan," kata Saleh

Jimly: Pancasila Jangan Kembali ke Versi Pidato Bung Karno 1 Juni 1945

Politikus PAN ini mengatakan, jika Belva mundur semakin menguatkan dugaan masyarakat bahwa ada yang tidak beres dalam penunjukkan ruangguru.

"Kalau mundur seperti ini, bisa jadi orang malah menyangka bahwa ada sesuatu yang tidak wajar. Bahkan, ketidakwajaran itu ditunjukkan oleh sikap Adamas sendiri. Buktinya tidak wajar, dia mengundurkan diri. Kalau semua sesuai aturan, kan tidak perlu mengundurkan diri," ujarnya.

RUU HIP Dianggap Bukan Mempersatukan, Bisa Membuka Luka Lama Sejarah

Baca: Besok, NU Jatim Gelar Rukyatul Hilal Ramadan Pakai Protokol COVID-19

Presiden Joko Widodo bersama tujuh Staf Khusus dari kalangan milenial.

Keberadaan Stafsus Milenial Dinilai Belum Ada Manfaatnya

Keberadaan Staf Khusus (Stafsus) Milenial Presiden saat ini dinilai tidak ada kontribusinya yang nyata dan hanya menghabiskan anggaran.

img_title
VIVA.co.id
31 Oktober 2021