Kesaksian Tenaga Medis Gunakan APD 10 Jam dan Rawan Tertular Corona
- bbc
Para tenaga medis di Wisma Atlet diharuskan tinggal di tempat khusus yang disediakan dan jauh dari keluarga.
Untuk mengobati rasa rindunya, ia selalu membawa baju anaknya yang masih membutuhkan air susu ibu (ASI).
"Alhamdulilah pagi ini sudah dapat susu (ASI) untuk anak saya di rumah, about sixty or something. Yah, tidak apa namanya juga ibu pekerja, yang ibu-ibu karier di luar sana juga tahu kalau kita ada sedikit gangguan akan berpengaruh sama produksi ASI kita," kata Afit.
Menurut Afit, ASI yang sudah dikumpulkan kemudian dijemput sang suami. Ia pun hanya bisa berbicara dan bertatap muka dari kejauhan dengan suami, tanpa bisa berpelukan melepas rindu.
"Salam buat Aro (anak) yaa, makasih Momo (suami)," kata Afit sambil menatap suami berjalan meninggalkannya.
- Wartawan dengan gejala Covid-19 meninggal usai `ditolak` RS rujukan, mengapa terjadi dan apa solusinya?
- Perawat yang meninggal akibat Covid-19, `Saya hidup, mati untuk orang yang saya sayangi`
- Kasus Covid-19 diprediksi capai lebih dari 8.000, seperti apa kapasitas kesehatan Indonesia?
- ‘Meninggal sendirian adalah hal yang mengenaskan’: Kisah perawat yang menangani pasien virus corona di rumah sakit Italia
Dokter Debryna: Hampir 10 jam dibalut alat pelindung diri
Alat pelindung diri (APD) bagi para petugas medis merupakan pertahanan utama dalam menangkal Covid-19.
Alat itu seperti masker, kacamata pelindung, pakaian pelindung tubuh `hazmat`, dan sarung tangan.