Jubir COVID-19 Sebut Boleh Mudik Asal Metode Benar

Keterangan pers penanganan Corona Covid-19 oleh Jubir Achmad Yurianto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc

VIVA – Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengimbau kepada masyarakat yang pulang kampung alias mudik agar tetap melaksanakan protokol keselamatan dengan metode yang benar sehingga tidak menulari atau tertular virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19.

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Hal itu disampaikan Yuri di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Jakarta, Kamis, 27 Maret 2020 sebagaimana rilis yang disampaikan Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

"Tidak apa-apa," kata Yuri soal pulang kampung itu.

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

Namun Kementerian Perhubungan sebelumnya sudah mengatakan bahwa pulang kampung alias mudik Lebaran akan dilarang. Pemerintah sedang mempersiapkan sistem reward dan punishment.

Yurianto mengatakan, pemerintah mengingatkan segala aktivitas masyarakat terutama yang sedang pulang kampung agar tetap dapat melakukan physical distancing atau jaga jarak fisik satu sama lain sehingga menekan risiko penularan Corona COVID-19

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

"Ya jangan dekat-dekat, physical distance, itu pondasi dasarnya. Kalau kembangin rumah pondasinya itu (jaga jarak), terserah mau pakai tembok, pakai bata, pondasinya itu," katanya.

Inti dari pondasi itu lanjut Yuri adalah untuk menjaga agar yang sehat tetap sehat tidak tertular. Dalam hal ini “pondasi” tetap harus terus dijaga karena tidak ada jaminan untuk daerah yang tidak terjangkit virus SARS-CoV-2 tidak memiliki risiko penularan COVID-19.

"Jaga jarak pada setiap komunikasi jadi penting, droplet atau percikan ludah atau lendir saat bersin batuk bisa sejauh 1,5 meter menyebar. Jarak itu yang kita jaga. Kurang lebih itu kita pertahankan. Siapapaun mereka yang bawa virus ini tidak nampak sebagai orang sakit," kata dia.

"Fokus kita jaga jarak. Di sini muncul bekerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah dari rumah. Tidak semua orang memiliki kekebalan tubuh yang baik. Kalau yang tertular orang tua, saudara punya penyakit kronis mendahului, maka dampaknya sangat berat fatal," kata Achmad Yurianto.

Baca juga: 442 ODP di Bogor Kontak Langsung dengan 7 Positif Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya