Pesisir Indonesia Kian Terancam Tenggelam? Ini Bukti-buktinya
- bbc
Sekitar 23 juta orang di pesisir Indonesia diperkirakan harus menghadapi ancaman banjir laut tahunan pada tahun 2050 akibat peningkatan ketinggian air laut yang disebabkan perubahan iklim abad ini.
Merujuk pada studi yang dilakukan Climate Central, sebuah organisasi nonpemerintah yang bermarkas di Amerika Serikat, jumlah ini naik lima kali lipat ketimbang perkiraan sebelumnya.
Namun, Heri Andreas mengatakan ancaman tenggelam tak hanya disebabkan peningkatan ketinggian air laut saja, akan tetapi lebih banyak dipengaruhi faktor penurunan muka air tanah yang antara lain disebabkan ulah manusia.
"Ketika ancaman itu ada, [masyarakat] menyerahkan ke alam. Bahwa itu proses alam. Padahal sebenarnya bencana ini adalah ulah manusia," kata dia.
"Ini bukan bencana alam atau natural disaster, tapi man-made disaster," imbuhnya.
Dia menambahkan ancaman tenggelam karena makin tingginya permukaan air laut dan penurunan tanah, tak hanya dialami oleh Jakarta dan pesisir utara Pulau Jawa saja, namun juga pesisir timur Sumatra, Kalimantan dan Papua bagian selatan.
"Kalau kita bicara Indonesia, hampir di semua pesisir dataran rendah Indonesia itu berpotensi terjadi penurunan tanah dan tentunya ada sea level rise. Makanya berpotensi untuk ada banjir laut," ujar Heri.
Tahap yang `mengkhawatirkan`
Menurut Heri, dalam skala nasional, ancaman tenggelamnya pesisir Indonesia sudah sampai pada tahap yang "mengkhawatirkan".
Kenaikan suhu global berimbas pada gunung es di kutub utara dan selatan, yang mencair dan mendorong kenaikan permukaan air laut.
Merujuk data satelit yang dikumpulkan selama 20 tahun oleh ITB, penurunan permukaan air laut di perairan Indonesia diperkiraan sekitar 3 - 8 mm per tahun.
Sementara, estimasi penurunan permukaan tanah diperkirakan lebih drastis, berkisar antara 1-10 cm per tahun. Bahkan, di beberapa tempat, penurunannya mencapai 15-20 cm per tahun.
"Tapi secara umum 1-10 cm per tahun, itu terjadi terutama di daerah anglomerasi, pesisir yang banyak orangnya," jelas Heri.
"Sehingga kalau kita proyeksikan dua model itu maka jelas bahwa sebenarnya kondisi ini akan sangat-sangat mengkhawatirkan."
Faktor penurunan muka tanah, antara lain pengambilan air tanah yang berlebih karena bertumbuh pesatnya populasi dan infrastruktur dengan berat yang berlebih.
Selain itu, penurunan muka tanah juga terjadi karena konsolidasi natural atau terjadinya pemantapan tanah, yakni ada bagian yang terbentuk dari endapan lengkungan pasir-pasir halus yang kemudian mengeras.
Eksploitasi air tanah yang berlebihan dipercaya sebagai salah satu tipe penurunan tanah yang dominan untuk kota-kota di pesisir yang terancam tenggelam.
Pesisir yang berada di kawasan yang lebih rendah dibandingkan permukaan air laut membuat daerah pesisir semakin rawan akan bencana berupa kenaikan permukaan air laut yang dapat menggenangi daratan yang biasa disebut dengan banjir laut atau banjir rob (tidal flood).
Heri menambahkan potensi tenggelam yang mengancam hampir seluruh pesisir Indonesia, mengakibatkan lebih dari 100 kabupaten/kota di pesisir Indonesia berpotensi tenggelam, namun sayangnya tidak semua warga di pesisir menyadari ancaman itu.