Tak Ada Anti Virus Corona, Pasien Diberi Obat Batuk dan Demam

Pasien corona.
Sumber :
  • RFI Hausa

VIVA – Sepekan dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, kedua pasien terinfeksi Covid-19 tidak diberikan obat anti virus. Direktur Medik dan Keperawatan RSPI, Saroso Dyani Kusumowardhani, menyebut kedua pasien hanya diberikan obat biasa untuk mencegah gejala klinis.  

AstraZeneca Tarik Vaksin COVID-19 di Seluruh Dunia, Ada Apa?

"Corona itu virus. Obat anti virus khusus corona ini tidak ada, jadi kita tidak memberikan obat untuk anti virus, tapi obat untuk mencegah gejala yang timbul," ucap Dyani di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Jumat 6 Maret 2020. 

Lebih lanjut dia mengatakan, baik pasien yang positif terinfeksi dan suspect Covid-19 yang diamankan di ruang isolasi hanya diberikan suplemen gizi, yang sesuai dengan gejala yang mereka alami atau sesuai dengan kebutuhan pasien.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

"Kalau mereka demam kita kasih obat demam, kalau batuk, kita kasih obat batuk. Kita juga memberi makanan sesuai kebutuhannya, Kalorinya. Gizi lengkap seimbang. Kami punya dokter ahli gizi, kami berikan sesuai kebutuhan mereka," kata Dyani.

Direktur Medik dan Keperawatan itu juga menyebut ruang isolasi yang digunakan untuk mengamankan kedua pasien yang positif Covid-19, dan tujuh orang suspect Covid-19 sama dengan ruang perawatan biasa. 

Malaysia Detects Over 6000 Coronavirus Cases in a Week

Meski demikian, ruang isolasi bisa disetting positif atau negatif. Sedangkan untuk pasien Covid-19 penanganannya dibutuhkan isolasi bertekanan negatif.

Menurutnya, alat pengatur yang digunakan adalah alat tekanan udara dinamakan magnehelic, yang nantinya bisa melihat seberapa besar tekanan yang diberikan sesuai dengan diagnosa dokter yang bertugas atau berjaga. 

"Seperti perawatan biasa. Tetapi kita bisa atur negatif atau positif. Sistem sirkulasi udara yang khusus untuk filtrasi. Ada tempat tidur, alat monitor, oksigen, dan sebagainya," lanjutnya.

Dyani juga menyebut siapa pun yang akan bertemu pasien, maupun itu dokter atau perawat, harus memakai alat pelindung diri (APD). Pasien di ruangan ini juga tidak bisa sembarangan dijenguk, bahkan sebisa mungkin dihindari untuk dijenguk, demi mencegah baik si penjenguk terkontaminasi atau pasien mengontaminasi Covid-19.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024