Fakta-fakta di Balik Tragedi Hanyutnya Ratusan Siswa SMPN 1 Turi

Tim SAR evakuasi korban tewas Siswa SMPN Turi Sleman
Sumber :
  • VIVAnews/Cahyo Edi

VIVA – Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menahan seorang Guru SMPN 1 Turi, Sleman inisial IYA. Karena, tersangka sebagai pembina pramuka dinilai lalai menyebabkan ratusan siswa menyusuri Sungai Sempor dalam kegiatan Pramuka pada Jumat, 21 Februari 2020.

Sinergi Bea Cukai Selamatkan Enam ABK dari Kapal Tenggelam di Perairan Pulau Karimun Anak

Kegiatan pramuka itu berujung duka hingga menyebabkan kematian 10 orang siswa karena hayut terseret derasnya arus sungai. 

Berikut fakta insiden ratusan siswa yang hanyut dalam kegiatan Pramuka di Kali Sempor, Sleman seperti dilansir dari VIVAnews pada Senin, 24 Februari 2020.

Pembina Pramuka ditahan karena lalai

Wakapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Karyoto mengatakan pihaknya menahan tersangka IYA, karena melakukan kelalaian sehingga menimbulkan korban jiwa.

Menurut dia, tersangka IYA ini seorang guru PNS yang mengajar bidang olahraga di SMPN 1 Turi. Sementara, penyidik masih terus mengembangkan perkara ini untuk menentukan tersangka baru nantinya jika terbukti ada.

"Sementara satu tersangka, tapi kita kembangkan terus. Karena untuk menentukan tersangka baru, butuh barang bukti yang cukup," katanya.

Terancam lima tahun penjara

Kepala Bidang Humas Polda DIY, Kombes Yuliyanto, mengatakan guru pembina pramuka yang jadi tersangka inisial IYA terancam dijerat Pasal 359 yakni melakukan perbuatan kelalaian, yang mengakibatkan orang meninggal dunia.

"Dan Pasal 360 karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain luka-luka. Ancaman hukuman maksimal 5 tahun penjara," kata Yuliyanto.

Menurut dia, saat kejadian memang ada tujuh orang pembina pramuka yang mendampingi 249 siswa kelas 7 dan kelas 8 SMPN 1 Turi. Tapi saat pelaksanaan, seorang pembina tidak ikut mendampingi lantaran mendapat tugas menjaga barang-barang milik siswa di sekolah.

Dari 6 orang pembina, kata dia, ada 4 pembina yang ikut turun ke sungai bersama para siswa tersebut. Sedangkan, seorang pembina lainnya menunggu di garis finish yang jaraknya satu kilometer dari lokasi awal penyusuran sungai.

"Sementara, tersangka IYA setibanya di lokasi (Sungai Sempor) langsung meninggalkan lokasi. Tersangka beralasan ada keperluan, sehingga meninggalkan lokasi dan tak kembali lagi," ujarnya.

Kronologi kejadian

Kepala Dusun Dukuh, Tartono (54) mengatakan peristiwa hanyutnya siswa SMPN 1 Turi pertama kali diketahui melalui pengumuman lewat pengeras suara masjid sekira jam 14.30 WIB. "Tahunya tadi 14.30 WIB, ada anak-anak hanyut di Sungai Sempor. Kegiatan di situ murni kegiatan Pramuka SMPN 1 Turi, yakni susur sungai," katanya pada Jumat, 21 Februari 2020.

Menurut dia, kegiatan Pramuka itu berlangsung saat wilayah Turi belum diguyur hujan. Tapi berdasarkan informasi, wilayah di atas Turi sudah turun hujan.

Sementara Pengurus Outbond Lembah Sempor, Dudung, mengatakan kegiatan susur sungai yang dilakukan SMP Negeri 1 Turi tidak ada pemberitahuan kepada pihak desa.

Menurut dia, saat itu arus deras disebabkan kondisi di atas Turi hujan deras, sehingga ketika para siswa tengah berada di bawah sungai, hanyut terseret arus deras dari puncak.

"Saya turun dari jembatan, ada yang hanyut 4 (siswa) nyangkut di jembatan. Satu korban pertama di jembatan, sekitar 10 meter di bawah jembatan ada 3 orang di bendungan," ujarnya.

Sepuluh siswa tewas

Ada 249 siswa SMPN 1 Turi, Sleman yang mengikuti kegiatan Pramuka di Sungai Sempor. Korban yang meninggal dunia diketahui sebanyak sepuluh siswa, sedangkan 23 siswa mengalami luka-luka dan 216 siswa selamat.

"Dengan sudah ditemukannya seluruh korban, maka operasi SAR dinyatakan selesai hari ini, dan seluruh potensi SAR dikembalikan ke masing-masing unsur," kata Komandan Operasi SAR Sungai Sempor, Sleman, Asnawi.

Berdasarkan data Pusdalops BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta, korban yang meninggal dunia sepuluh siswa, yakni Yasinta Bunga (Kelas 7B/perempuan), Zaha Imelda (Kelas 7D/Perempuan), Sovie Aulia (Kelas 8C/Perempuan), Arisma Rahmawati (Kelas 7D/Perempuan.

Selanjutnya, Nur Azizah (Kelas 8A/Perempuan), Lathifa Zulfaa (Kelas 8B/Perempuan), Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah (Kelas 7C/Perempuan), Vieta Putri Larasati (Kelas 7A/Perempuan), Faneza Dida (Kelas 7A/Perempuan) dan Nadine Fadilah (Kelas 7D/Perempuan).

Diduga Cabuli Siswi SD di Surabaya, Oknum Pembina Pramuka Ditangkap Polisi
VIVA Militer: Serangan udara militer Israel di Beirut, Lebanon

Serangan Udara Israel di Lebanon Tewaskan 12 Paramedis, 3 Anggota Pramuka, dan Warga Sipil 

Sejumlah kota di distrik Tyre, Lebanon selatan, digempur pesawat tempur Israel. Akibatnya 12 paramedis dan relawan pertahanan sipil tewas, serta melukai 3 lainnya.

img_title
VIVA.co.id
11 November 2024