Geger Ustaz Bohongi Umat dan Sperma Ajaib Ala Ibu Sitti
- IG Sitti Hikmawatty.
VIVA – Dalam sepekan ini ada dua kontroversi besar yang membuat geger jagat dunia maya. Yang pertama soal ustaz yang ketahuan berdusta, yang kedua tentang Ibu Sitti dengan kasus sperma kolam renangnya.
Baiklah pembaca setia VIVA.co.id, kita akan memulai dari kisah ustaz lokal bernama Chris Bangun Samudra yang membohongi jutaan umat dengan gelar pendidikan S3 Vatikan.
Kisah dusta Ustaz Bangun Samudra terungkap setelah kisah kebohongan Bangun Samudra terbongkar setelah akun bernama Romo Jost Kokoh mempos sebuah poster sosialisasi acara keagamaan yang diselenggarakan di salah satu masjid.
Pada poster sosialisasi acara pengajian itu, dituliskan akan dihadiri seorang ulama dengan nama Ustaz Bangun Samudra. Acara ditulis berlangsung pada Jumat 14 Februari 2020.
ika dilihat sekilas, memang tak ada yang aneh pada poster itu. Namun, jika dilihat dengan seksama ternyata di bawah tulisan nama Ustaz Bangun Samudra itu tertulis beberapa kata yang cukup unik. 'Muallaf, Mantan Pastor, Lulusan S3 Vatikan'.
Nah lho, benarkah demikian kenyataannya? Ternyata tulisan S3 Vatikan untuk mengundang reaksi yang luar biasa dari pengguna Twitter apalagi setelah cukup banyak orang membongkar seluk beluk kehidupan Bangun Samudra sebelum menjadi penceramah dan mendadak mengaku lulusan S3 Vatikan.
Romo Jost Kokoh mengungkapkan kesaksian bahwa Bangun Samudra diketahui cuma pernah bersekolah di SMA Katolik Seminari Garum di Kota Blitar, Jawa Timur. Dan itupun tidak pernah sampai tamat.
"Kenapa umat beragama di sini mudah sekali dibohongi?
Contoh jelas:
Dia pernah di Seminari Garum-Blitar (SMA) dan hanya 1 tahun artinya tidak lulus!
Setelah mualaf, tahu-tahu muncul sebagai ustaz dan mengaku mantan pastor (pastor genius lulusan S3 Vatikan) Anehnya ribuan orang langsung percaya begitu saja," tulis Romo.
Lalu yang menarik perhatian VIVA.co.id adalah bukti yang disampaikan akun Padre Marco SVD, seorang pengamat perdamaian dunia asal Indonesia yang tinggal di Roma.
Dalam Twitnya, Padre menyampaikan bahwa dipastikan Vatikan tidak memiliki universitas untuk menerbitkan gelar S3 Vatikan. Menurutnya yang ada hanya Universitas-universitas Kepausan di Roma.
"Semua lulusannya tidak pernah disebut lulusan Vatikan. Tapi lulusan Roma," seperti dikutip dari Twit Padre.
Meski begitu, Padre meminta pihak terkait untuk memberikan identitas asli Bangun Samudra untuk dikonfirmasi dengan data yang ada di Roma.
"Kalau boleh diberi nama asli. Tahun studi dan nama universitasnya, biar ditelusuri langsung di sini kebenarannya," tulisnya.
Yang kocaknya lagi, ternyata sebelum muncul gelar S3 Vatikan, Bangun Samudra sempat memakai gelar S2 Vatikan, seperti yang tertera di poster sebuah acara pengajian yang digelar pada Jumat 13 Juli 2018.
VIVA.co.id, masih penasaran dengan kejadian ini, apakah tulisan di poster itu hasil rekayasa dan atau cuma iseng dituliskan untuk menarik orang untuk datang ke acara tersebut?.
Ternyata ada fakta lain yang terkuak, Bangun Samudra ternyata tak cuma di poster saja menyandang status lulus S3 Vatikan. Namun, pengakuan sebagai lulusan S3 Vatikan juga terucap langsung dari mulut Ustaz Bangun Samudra.
Seperti yang terekam dalam video di akun YouTube berikut ini. Simak ya.
Dalam video yang diunggah akun Kajian Ilmu tertanggal 5 Juni 2018, di judulnya saja sudah diterakan kata S3 Vatikan, judulnya: Mantan Pastur S3 Lulusan terbaik VATIKAN Jadi Muallaf - Ustadz Chris Bangun Samudra.
Bahkan pada thumbnail dituliskan lagi sebuah kalimat besar 'Ustadz Chris Bangun Samudra. Lulusan terbaik VATIKAN'.
Pada video ceramah berdurasi 21 menit 33 detik itu, sejak awal Bangun Samudra telah mengakui dirinya memang sebagai lulusan terbaik S3 Vatikan.
Yang anehnya, video ini begitu banyak ditonton, tercatat hingga saat ini hampir 3 juta penonton telah menyaksikan Bangun Samudra mengaku diri sebagai S3 Vatikan.
Ibu Sitti dan teori sperma ajaibnya
Selanjutnya yang masih hangat tentu saja kisah dari Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia alias KPAI, Sitti Hikmawaty yang mengeluarkan sebuah pernyataan mustahil tentang sperma pria di kolam renang bisa menyebabkan wanita yang sedang berenang hamil.
Pernyataan Sitti ini benar-benar jadi kontroversi, sebab belum ada hasil penelitian di dunia ini yang menyatakan hal seperti itu.
Pernyataan Sitti ini menjadi topik terpanas setelah pengguna akun @dondihananto mempertanyakan kebenaran dari pernyataan anggota KPAI itu. Dalam kicauannya, Dondi merasa aneh dengan apa yang disampaikan Sitti dalam artikel itu.
"Menurut ibu ini:
1. Semua laki di kolam renang ngaceng
2. Secara tiba2 mereka mengeluarkan sperma
3. Beberapa sperma itu sangat kuat bisa berenang dan masuk ke vagina perempuan yg berenang
4. Kalau ada yg lagi subur, wanita itu lalu hamil
RIP Biological Sciences"
Pernyataan Sitti ini cukup untuk memancing para pegiat dunia kesehatan angkat bicara. Salah satu pegiat dunia kesehatan yang berang atas pernyataan kontroversi sperma ala KPAI itu ialah akun BlogDokter.
"Sekali lagi saya ingatkan, kalau memang tidak paham masalah kesehatan lebih baik diam. Daripada komentar kalian menimbulkan keresahan dan kepanikan. KPAI Ingatkan Wanita Berenang di Kolam Bareng Laki-laki Bisa Hamil, Begini Penjelasannya," tulis BlogDokter.
Menurut akun yang selama ini sudah terpercaya dalam membahas problematika dunia kesehatan itu, KPAI tak berhak mengeluarkan pernyataan seperti itu apalagi sebagai lembaga resmi.
Sebab, dunia kesehatan sudah melakukan riset dan hasilnya dinyatakan sperma tidak bisa bertahan hidup di dalam air. Apalagi air di kolam renang. Karena itulah kontroversi sperma ala Ibu Sitti tidak masuk akal.
"Sangat disayangkan komentar atau pernyataan ini berasal dari anggota KPAI, lembaga resmi negara. Saya tegaskan di sini, berenang bersama lawan jenis tidak akan menyebabkan kehamilan. Tidak semua laki laki yang berenang mengalami ejakulasi dan sel sperma gak bisa hidup di air kolam yang berklorin, apalagi berenang masuk ke vagina," tulis akun yang ditukangi Dokter I Made Cock Wirawan itu.
Belakangan diketahui Sitti akhirnya menyatakan minta maaf atas pernyataan pribadinya itu. Dan KPAI juga enggan bertanggungjawab atas pernyataan anggotanya itu.