14 Hari di Penjara Ahok Diserang Penyakit Aneh di Mako Brimob
- Youtube BTP
VIVA – Banyak kisah menarik kehidupan yang diceritakan Komisaris Utama PT Pertamina Persero, Basuki Tjahaja Purnama atau BTP alias Ahok perihal kehidupannya selama mendekam di tahanan Markas Korps Brimob Polri, Kelapa Dua., Kota Depok, Jawa Barat.
Semua itu diungkapkan BTP alias Ahok saat meluncurkan buku hasil karya tangannya yang bertema tentang perjalanan kehidupannya selama menjalani hukuman kurungan penjara atas perkara yang diputuskan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Kisah yang diterbitkan VIVA.co.id kali ini Selasa 18 Februari 2020 yaitu tentang penyakit aneh yang menyerang Ahok ketika menjadi penghuni baru di dalam tahanan Mako Brimob.
Ahok pertama kali mendekam di rumah tahanan itu pada Rabu dinihari, 10 Mei 2017. Sebenarnya Ahok tak langsung dibawa ke tempat ini, sehari sebelumnya Ahok sempat mendekam di LP Cipinang, setelah majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara memvonisnya dengan hukuman kurungan penjara selama dua tahun.
Namun karena alasan keamanan, pihak berwenang akhirnya memindahkan penahanan Ahok ke Rutan Mako Brimob Depok. Dari sinilah kisah penyakit itu dimulai.
Ahok menceritakan, saat baru pertama mendekam di tempat itu. Dia mengalami gangguan pada siklus tidur. Tak cuma sehari hal itu terjadi bahkan sampai dua pekan lamanya.
"Waktu baru masuk ya. Tiap jam bangun, tidur jam 10 malam, wajib tidur. Bangun jam 11 dikira udah siang, eh belum. Tidur lagi deh, bangun lagi sejam, tiap hari tiap jam bangun," kata Ahok bercerita lepas.
Hingga suatu malam sekira pukul 02:00 WIB, tepatnya di hari ke-14 Ahok di penjara, tiba-tiba dia tersentak dari tidur dan merasakan dadanya sangat sesak dan sakit. Begitu juga dengan kepalanya.
"Saya bilang, waduh ini kata orang kalau sakit dadanya kena jantung nih," ujarnya.
Akhir karena panik dan dilanda ketakutan, Ahok berusaha meminta pertolongan dari petugas yang berjaga di rutan itu. "Saya panggil penjaganya. 'Pak, pak pak saya sakit pak, dada saya pak’," kata Ahok menirukan caranya menyampaikan sakit yang dialaminya kepada petugas itu.
Tapi alangkah kagetnya Ahok karena dengan mudahnya penjaga menjawab "Oh itu biasa, orang baru masuk begitu pak," ujar penjaga kepada Ahok ketika itu.
Ahok sempat kesal dengan jawaban itu. "Saya bilang, kurang ajar juga nih. Orang ngomong begitu kok saya mikir, kok bisa marah gitu lho. Weh saya masih sakit nih," kata Ahok lagi kepada petugas tersebut.
"Perlu memanggil dokter?," tanya si penjaga.
Namun setelah dipikir-pikira, Ahok malah mengurungkan niatnya untuk memanggil dokter. "Saya pikir, kalau manggil dokter, wah apa kata orang masa Ahok baru masuk kena jantungan," kata Ahok sembari tertawa.
Akhirnya Ahok memutuskan untuk masuk kembali ke ruangan tahanannya. Namun saat berada di dalam Ahok kembali mengalami sesak pada dadanya dan dia kembali berkomunikasi dengan penjaga tadi.
"Pak pak saya sakit nih pak," kata Ahok.
Tapi lagi-lagi, bukannya memberi tahu apa jenis penyakitnya, si penjaga malah menyarankan Ahok untuk lari mengelilingi Markas Korp Brimob Polri.
" 'Gini aja bang, lari aja keliling lapangan karena biasa kalau orang baru ditahan itu begitu', katanya. Kan Mako Brimob 68 hektare kan. Jam dua pagi lari aja. biar plong," ucap Ahok menirukan perbincangan dengan penjaga itu.
Hanya saja, saat akan berlari. Ahok mendadak dilanda ketakutan. Dia takut pilihan untuk memulihkan sesak dada dengan lari berkeliling malah bisa membahayakan nyawanya.
"Ya udah lari aja deh, wah senjata lengkap banyak sekali yang jaga. Kalau gue ditembak gimana? dia bilang melarikan diri. Siapa tahu dia juga terpapar radikalisme. Kita sudah enggak tahu mana kawan mana lawan waktu itu kan. Wah enggak jadi deh. masuk lagi ke kamar," kata Ahok.
Ahok pun memutuskan kembali ke peraduannya di ruang tahanan dan dia baru tersadar. Bahwa sakit sesak di dadanya itu bukanlah serangan jantung. Tapi rasa sakit itu muncul akibat efek dari kemarahan yang selalu merundung pikiran dan hatinya selama di penjara.
"Saya mikir, kenapa saya marah ke semua orang. Enggak terima diperlakukan seperti itu, akhirnya saya mengerti satu-satunya caranya adalah memaafkan. Besok paginya saya tulis di buku," kata Ahok.
Baca: Ternyata Ahok Tak Pernah Pacaran, di Penjara Malah Cari Istri