Fakta Virus Corona di Kapal Pesiar Diamond Princess yang Dikarantina

Diamond Princess Cruises
Sumber :
  • IG Princess Cruises

VIVA – President Princes Cruises, Jan Swartz angkat bicara terkait informasi adanya warga negara Indonesia (WNI) yang ikut dikarantina dalam Kapal Pesiar Diamond Princess di Perairan Yokohama, Jepang.

3 WNI di Kapal Positif Corona Covid-19, RI Mau Evakuasi 75 Lainnya

Otoritas Jepang, diketahui melakukan karantina terhadap Kapal Pesiar Diamond Princess. Soalnya, ditemukan 41 penumpang kapal tersebut terinfeksi virus corona pada 7 Februari 2020 lalu.

Menurut Jan Swartz, pihaknya melakukan koordinasi dengan Pemerintah Jepang untuk menambah sumber daya seperti otoritas dari Kementerian Kesehatan, tenaga kerja di Tokyo dan Yokohama.

Nasib 78 WNI yang Dikarantina di Diamond Princess Akibat COVID-19

"Fokus kami sangat sederhana, kesehatan para tamu di Kapal Pesiar Diamond Princess. Itu prioritas nomor satu," kata Jan Swartz seperti dikutip dari Twitter Princess Cruises @PrincessCruises pada Senin, 10 Februari 2020.

Ia mengatakan protokol darurat dan kesehatan masyarakat yang berlaku di seluruh armadanya adalah kelas dunia. Sebab, mereka telah dikembangkan dengan keahlian dan masukan dari organisasi kesehatan dunia.

78 WNI Dikarantina di Kapal Pesiar Hingga TMC Polda Metro Minta Maaf

"Mereka secara teratur menyetujui prosedur baru saat beradaptasi dengan tantangan unik dari situasi ini. Dan kami berusaha untuk terus meningkatkan layanan kami setiap jam, setiap hari berdasarkan tanggapan tamu, tim, medis dan pemerintah," ujarnya.

Pemerintah Jepang tambah sumber daya medis

Jan Swartz mengatakan saat ini Pemerintah Jepang telah menyediakan sumber daya tambahan, dan lebih banyak dokter, perawat termasuk ahli kesehatan mental dan farmasi yang naik ke Kapal Pesiar Diamond Princess.

"Sumber daya ini akan menambah dan mendukung tim medis di atas kapal kami yang telah bekerja sepanjang waktu," katanya.

Yang tidak kalah penting, kata Jan Swartz, pihaknya mendukung untuk isi ulang obat resep. Kini, pihaknya telah menerima sekitar 2.000 permintaan obat-obatan dan ini diprioritaskan sesuai urgensi kebutuhan.

"Kementerian Kesehatan Jepang membantu kami mengamankan obat-obatan. Tim kami telah memilah dan mendistribusikan obat setelah mendapatkannya. Kami juga memiliki saluran telepon khusus untuk mendukung tindak lanjut atas resep,"  tuturnya.

Jan Swartz menambahkan usulan dari Kapal Pesiar Diamond Princess telah disetujui pihak berwenang terkait membersihkan kamar-kamar utama agar ketika para tamu keluar dari kamar udara menjadi lebih segar.

"Kami memahami ada banyak dimensi kesehatan, termasuk kebutuhan manusia akan hubungan sosial dan menjaga agar pikiran Anda tetap aktif," ujarnya.

Apresiasi pemerintah Jepang

Jan Swartz mengaku terharu atas dukungan yang luar biasa dari para tamu dan tim Kapal Pesiar Diamond Princess. Memang, ia sempat meminta Wakil Presiden Eksekutif Rai Caluori untuk terus memberikan informasi terbaru.

"Kami menerima banyak pesan dan sumbangan baik dari orang-orang, serta dukungan kuat dari pemerintah di seluruh dunia," katanya.

Untuk itu, ia ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada Pemerintah Jepang atas perhatian dan bantuan yang mereka berikan, serta semua orang yang bekerja sama mendukung para penumpang dalam menghadapi situasi yang luar biasa ini.

Sebelumnya, keberadaan 78 WNI yang merupakan kru kapal pesiar itu disampaikan Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, Sabtu, 8 Februari 2020.

Ia menjelaskan, keseluruhan WNI tersebut saat ini dalam keadaan sehat. KBRI juga telah menjalin komunikasi dengan para kru WNI untuk memantau kondisi mereka dan memberikan bantuan yang diperlukan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya