Moeldoko Ternyata Lebih Takut Perang di Medsos dari Perang Sungguhan
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/hp.
VIVA – Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko mengaku stres menghadapi serangan netizen di media sosial. Menurut dia, perang melawan media sosial sulit untuk dibendung dan diprediksi.
Hal itu disampaikan Moeldoko dalam acara Deddy Corbuzier yang diunggah ke YouTube pada Jumat, 31 Januari 2020, yang berjudul ‘Ini Jawaban Moeldoko untuk Habib Rizieq (dan kisahnya yang menginspirasi)’.
“Lebih stres (perang lawan) media sosial. Tidak nyata, tidak bisa dikalkulasi,” kata Moeldoko seperti dikutip dari YouTube pada Selasa, 4 Februari 2020.
Dalam pertempuran, Mantan Panglima TNI ini mengatakan bagaimana pun bisa dikalkulasi. Misalnya, senjata yang digunakan oleh lawan apa saja dan dimana keunggulannya.
“Kita punya apa dan keunggulannya dimana, bagaimana mengelaborasi situasi seperti itu. Bisa dikalkulasi. Kalau di media sosial, kadang-kadang tidak jelas maunya,” ujarnya.
Makanya, Moeldoko mengaku sebal ketika diserang bahwa Hari Prasetyo adalah menantunya. Hari pernah menjabat sebagai Tenaga Ahli Utama Kedeputian III Kantor Staf Presiden (KSP), dan sekarang jadi tersangka kasus Jiwasraya.
“Hari Prasetyo mantunya Moeldoko. Anak saya dua, satu perempuan belum nikah, satu lagi laki-laki, dia sudah punya anak. Masa dia kawin sama Hari (Prasetyo), laki-laki sama laki-laki. Kan yang begitu ngawur, itu kadang bikin nyebelin,” ujarnya dia.
Menurut dia, siber itu lebih berbahaya karena tugasnya melemahkan niat lawan untuk bertempur. Misalnya, musuh sudah diketahui siapa tapi dihajar melalui siber agar menurunkan niat lawan sehingga tidak ada motivasi untuk bertempur.
“Siber pengaruhnya dahsyat, bisa jadi bencana juga kalau tidak ditata dengan baik. Makanya, saya pernah mengatakan revolusi jari ini luar biasa pengaruhnya,” tuturnya.