Korban Tewas Corona Capai 425 Orang, Lebih Tinggi dari SARS

Virus Corona.
Sumber :
  • The South African

VIVA – Jumlah korban meninggal dunia yang dikonfirmasi akibat wabah virus corona di China meningkat menjadi 425 orang, setelah otoritas di Provinsi Hubei melaporkan 64 korban terbaru pada hari ini.

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

Selain korban tewas, juga terjadi peningkatan tajam jumlah orang yang positif terinfeksi yakni 3.235 kasus baru.

Bertambahnya jumlah orang yang terjangkit virus corona berarti total keseluruhan pasien terinfeksi di China adalah lebih dari 20.400, berdasarkan angka yang sebelumnya dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan virus corona sebagai darurat global.

China Sebut Veto AS atas Resolusi Gencatan Senjata Gaza Dorong Palestina ke Kegelapan

"Kami menduga akan lebih banyak kasus yang menyebar antar manusia," kata Dr Nancy Messonnier, Direktur National Center for Immunization and Respiratory Diseases di US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dilansir dari VIVAnews.

Muncul pertama Desember

Raksasa Elektronik China Ini Ubah Cara Pelanggan Menikmati Dingin

Dilansir Channel News Asia, Selasa 4 Februari 2020, epidemi tersebut diyakini muncul pertama kali pada  Desember dari pasar yang menjual hewan liar di ibukota provinsi Hubei, Wuhan.

Setidaknya 151 kasus telah dilaporkan di 23 negara dan wilayah lain termasuk Jepang, Thailand, Singapura, Amerika Serikat, dan Inggris. Ada satu kematian terjadi di luar Tiongkok, yakni di Filipina. Maskapai di seluruh dunia juga telah menghentikan penerbangan ke negara bagian China.  

Jumlah korban lebih tinggi dari SARS

Jumlah korban tewas akibat corona lebih tinggi daripada Sindrom Pernapasan Akut atau SARS, virus yang muncul di China pada  2002 yang menewaskan hampir 800 orang di seluruh dunia dan menginfeksi 8.000 orang.

Data pemerintah China mengungkapkan bahwa virus baru ini meski jauh lebih menular daripada SARS, namun secara signifikan kurang mematikan.

Beberapa ekonom memperkirakan output ekonomi dunia akan terpangkas 0,2 hingga 0,3 persen karena situasi di China.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya