Mengejutkan, Kelelawar di Indonesia Juga Mengandung Virus Corona

Virus Corona.
Sumber :
  • The South African

VIVA – Badan Kesehatan Dunia (WHO), menyatakan wabah virus corona (2019-nCoV) yang terjadi sejak akhir 2019 lalu sebagai keadaan darurat kesehatan global.

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Deklarasi yang secara resmi disebut Public Health Emergency of International Concern ini berisi pemberitahuan kepada semua negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa badan penasihat kesehatan dunia menilai situasi yang diakibatkan virus ini sebagai sesuatu serius.

Keputusan itu muncul ketika kasus-kasus mulai muncul pada orang-orang yang belum melakukan perjalanan ke China selama wabah merebak.

Merinding! Warga Bongkar Genteng Rumah, Ratusan Hewan Langsung Berhamburan

Sementara itu Ahli patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB University Prof Drh Agus Setiyono merilis informasi mengejutkan berdasarkan hasil sementara risetnya bersama Research Center for Zoonosis Control (RCZC), Hokkaido University, Jepang, tentang satwa kalelawar yang diduga mengandung virus-virus berbahaya, termasuk virus corona, sebagaimana yang mewabah di China sekarang.

Dalam penelitian itu, Agus bersama mitranya dari RCZC meneliti sampel-sampel kalelawar buah di sejumlah daerah habitat mamalia bersayap itu di Indonesia, antara lain Bukittinggi, Bogor, Panjalu (Ciamis), Gorontalo, Manado, dan Soppeng (Sulawesi Selatan).

Dicibir Netizen Mirip Kelelawar dan Beraura Mistis, Desainer Istana Garuda IKN Angkat Bicara

Virus ini ada di kelelawar Indonesia

Berdasarkan keterangan tertulisnya yang dilansir dari VIVAnews, kalelawar-kalelawar di Indonesia itu mengandung virus-virus berbahaya, antara lain coronavirus, bufavirus, polyomavirus, alphaherpesvirus, paramyxovirus, dan gammaherpesvirus.

Menurutnya, mengonsumsi kelelawar buah dapat berisiko terpapar virus corona bila preparasi kelelawar menjadi bahan makanan dilakukan secara kurang tepat.

Virus corona dapat berada di dalam tubuh kelelawar tanpa menimbulkan persoalan bagi kelelawar dan virus itu tidak secara khusus hidup di dalam kelelawar buah. “Hewan lain juga memiliki kemungkinan menjadi induk semang virus ini,” ujarnya.

Letak geografis kelelawar buah, katanya mengingatkan, tidak menjadi penentu penyebaran virus, karena virus itu secara umum terdapat pada kelelawar buah di mana pun.

Indonesia berpotensi kena virus Corona

Jadi, bukan hanya di Wuhan. Karena itu, ada potensi wilayah Indonesia terinfeksi virus corona, karena kelelawar terbang sangat jauh dan dapat berpindah tempat tinggal (habitat), mengikuti musim buah sebagai makanan pokoknya.

“Kelelawar memiliki sistem imun yang unik. Ada berbagai virus yang berdiam dalam tubuhnya, dan bukan hanya virus corona, tapi banyak lagi patogen yang berpotensi zoonosis (penyakit yang secara alami dapat menular dari hewan vertebrata ke manusia atau sebaliknya). Dan hal ini tidak 'dihalau' sebagai benda asing oleh kelelawar,” tuturnya.

Dia menyarankan beberapa langkah pencegahan terhadap serangan virus corona. Pertama, tidak bersentuhan dengan kelelawar, langsung maupun tidak langsung.

Kedua, tidak memakan buah sisa masak pohon yang digerogoti kelelawar, meskipun biasanya ini yang paling manis.

Ketiga, sebaiknya bagi sebagian masyarakat dengan budaya mengonsumsi sayur atau lauk dari kelelawar mulai mempertimbangkan kembali untuk melanjutkan mengonsumsi kelelawar.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya