Wuhan Terisolasi, Begini Nasib Mahasiswa Indonesia

Petugas membersihkan area bandara dari Virus Corona.
Sumber :
  • SCMP

VIVA – Virus Corona yang menyebar di Kota Wuhan, China menyebabkan kota tersebut diisolasi. Mahasiswa Indonesia terjebak di Wuhan dan meminta segera dievakuasi menyusul meningkatnya jumlah korban jiwa akibat virus Corona. 

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Banyak mahasiswa Indonesia yang tersebar di asrama-asrama di kota tersebut. Kondisi para mahasiswa berdasarkan laporan dari pemerintah daerah masing-masing, saat ini dalam kondisi aman dan sehat. 

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Sebanyak 12 mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) 'terjebak' di Wuhan, China, setelah kota itu terisolasi gara-gara teror virus korona sejak beberapa pekan lalu. 

Mereka tak bisa keluar dari Wuhan. Kendati begitu, pihak Unesa memastikan bahwa kondisi mereka aman dari paparan virus yang meneror warga dunia itu. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Rektor Unesa Nurhasan menjelaskan, keduabelas mahasiswa Unesa itu menempuh pendididikan di Central China Normal University (CCNU). 

Sembilan dari mereka memperoleh beasiswa Pusat Bahasa Mandarin Unesa (Confucius Institute) dan tiga lainnya mendapat beasiswa dari Pemerintah Tiongkok.

Nurhasan menuturkan, mereka saat ini sedang diimbau untuk tidak bepergian ke tempat-tempat keramaian dan seyogyanya berada di kampus lebih baik, sesuai prosedur pemerintah China. 

"Semua di sana baik-baik saja," kata Nurhasan, dilansirv dari VIVAnews pada Minggu, 26 Januari 2020. 

Ia mengaku terus berkomunikasi dengan anak didiknya di sana. Diterima informasi, izin tinggal mahasiswa penerima beasiswa satu semester akan habis pada 2 Februari 2020 mendatang. Mereka sebetulnya sudah bersiap-siap pulang, namun terhambat karena sementara ini Kota Wuhan diisolasi oleh Pemerintah China. 

Aceh buka siaga I untuk mahasiswanya

Pemerintah Aceh menetapkan siaga I dan membuka dua posko penanganan virus corona, satu posko berpusat di Banda Aceh tepatnya di Dinas Sosial Aceh. 

Hal itu dilakukan karena ada sekitar 12 mahasiswa asal Aceh yang berada di Wuhan, China.

Juru Bicara Pemerintah Aceh, Saifullah A Gani, mengatakan bahwa Plt Gubernur Aceh telah mengambil kebijakan terkait dengan wabah virus corona yang bersumber di Wuhan China, dengan mengintruksikan kepada seluruh pejabat Aceh untuk siaga 1.

Saat ini, pihaknya terus melakukan komunikasi di kedutaan Indonesia di China, dan dengan masyarakat Aceh terutama di Wuhan.

 “Posko ini dibentuk untuk memastikan bahwa kontak dengan masyarakat di Wuhan dan China terus terjalin, dan Pemerintah Aceh memastikan bahwa logistik masyarakat Aceh di Wuhan bisa terjamin. Jika ada kesempatan untuk evakuasi maka kita harapkan mereka segera dikeluarkan dari sana,” kata Saifullah dilansir dari VIVAnews,Minggu, 26 Januari 2020.

Seluruh mahasiswa Aceh terbebas dari virus Corona. Masyarakat Aceh yang memiliki kerabat di Wuhan untuk tetap tenang dan mengikuti perkembangan informasi dari pemerintah," kata Kepala Dinas Sosial Aceh, Alhudri

Mahasiswa Riau terpantau sehat

Kepala Badan Penghubung Provinsi Riau di Jakarta, Erisman Yahya memberikan penjelasan mengenai kondisi enam mahasiswa asal Riau yang terjebak di Kota Wuhan, China.

Dapat dijelaskan bahwa saat ini kondisi keenam orang tersebut terpantau dalam kondisi sehat dan tidak ada yang terinfeksi virus Corona.

"Untuk mengetahui kondisi mahasiswa asal Riau saya langsung komunikasi dengan anggota Komisi 1 DPR RI, Saiful Tamliha. Beliau  menyampaikan bahwa saat ini kondisi mahasiswa Riau dalam kondisi sehat," kata Erisman dilansir dari VIVAnews, Senin 27 Januari 2020 Malam.

Disebutkan juga bahwa keenam mahasiswa itu kini berada dalam asrama dan diawasi oleh pihak rektor masing-masing.  Saat ini tidak ada satu negara pun yang dapat melakukan evakuasi terhadap warganya yang ada di Wuhan. 

Mahasiswa Lombok minta dievakuasi

Dua mahasiswa asal Nusa Tenggara Barat (NTB) masih berada di Kota Wuhan, China saat kota tersebut telah ditutup karena diduga sumber virus Corona. Mereka masih berada di asrama di tengah wabah mematikan di kota itu.

Dua mahasiswa yang masih di sana adalah Dewi Pujut Putri Arerien asal Lombok Tengah dan Noval asal Cakranegara Mataram.

Orang tua mereka berharap pemerintah dapat mengevakuasi anak mereka untuk kembali ke Indonesia, sebelum wabah tersebut menular.

“Sebaiknya dievakuasi ke daerah aman dan dipulangkan ke rumah Lombok,” kata ayah Dewi Arerien, Abdul Rauhun di Mataram, Senin, 27 Januari 2020.

Mereka sangat khawatir kondisi anak mereka yang terisolasi di Wuhan. Terlebih lagi belum ada penawar virus Corona.

“Kita tidak tahu kondisi hari hari ke depan. Harapan kami ananda Puput (panggilan anaknya) disegerakan dievakuasi,” katanya.

Puput yang dihubungi berharap agar segera dievakuasi. Dia takut sewaktu waktu dapat terkena virus tersebut.

“Kita di sini hanya berharap biar cepat dievakuasi dipulangkan. Virusnya makin parah kota ini diisolasi. Ok kita dikasih bahan logistik masker, tapi kita di sini bertahan sampai kapan? Penularan dari virus ini sangat cepat. Mudah  buat menular ke orang. Dengan cara ngomong nanti batuk itu juga bisa menyebar,” kata Puput.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya