Profesor IPB Teliti Penularan Virus Corona Lewat Kelelawar
- VIVA/Muhammad AR
VIVA – Virus Corona yang berasal dari Wuhan, China telah menyebar ke sejumlah negara di dunia. Bahkan, data terbaru, korban meninggal akibat virus mematikan itu bertambah menjadi 80 orang, dengan 2.744 kasus terinfeksi.
Soal virus mematikan itu, seorang profesor Fakultas Kedokteran Hewan IPB University bersama Research Center for Zoonosisi Control, Hokkaido University, Jepang melakukan penelitian penularan virus corona lewat kelelawar. Penelitian yang masih berjalan tersebut menunjukkan bahwa memang ada bahaya yang dibawa kelelawar.
"Ada bahaya dibawa satwa liar kelelawar buah. Kami pernah dan sedang-belum selesai, masih berjalan- bekerja sama penelitian antara Fakultas Kedokteran Hewan IPB University dan Research Center for Zoonosis Control, Hokkaido University, Jepang, tentang ekspolrasi patogen potensial zonosis dimulai tahun 2009," ungkap Prof. drh. Agus Setiyono, Senin, 27 Januari 2020.
Agus yang merupakan Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan serta dosen dan peneliti di Divisi Patologi FKH IPB University itu mengatakan bahwa zonosis adalah penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan sebaliknya. Menurutnya, sudah ada paper penelitian yang dihasilkan dari penelitian itu dan semuanya tentang virus, salah satunya corona virus.
"Dalam kurun waktu lima tahun, enam paper dihasilkan dan semuanya berbicara tentang virus, salah satunya corona virus. Selain itu, juga berhasil diidentifikasi alpha herpervirus, paramyxovirus, polyoma virus, dan bufavirus," tuturnya.
Adapun lokasi yang dipilih untuk melakukan penelitian tersebut, berada di Indonesia. Ada enam lokasi, yakni di Bukittinggi, Panjalu (Ciamis), Sopeng, Gorontalo, Manado, dan Bogor. Alasan dipiihnya lokasi tersebut lantaran merupakan habitat tertinggi populasi kelelawar di Indonesia.