Kepincut Jadi Pengikut Keraton Agung Sejagat karena Diimingi Gaji Gede

Raja dan Ratu Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah
Sumber :
  • Dok. Polda Jawa Tengah

VIVA – Kepolisian Daerah Jawa Tengah telah menangkap raja Keraton Agung Sejagat, Toto Susanto (sebelumnya disebut Toto Santoso) dan ratunya, Fani Amanadia. Polda Jateng pun terus menyelidiki kasus penipuan yang telah berhasil diungkap di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah tersebut. 

Dari penyidikan yang dilakukan, raja dan ratu Keraton Agung Sejagat telah menipu para pengikutnya. Bahkan, ada yang kena tipu sampai Rp110 juta untuk membiayai keuangan kerajaan.  

"Setelah kami dalami dan lihat dari hasil pemberkasan, ada saksi yang merasa telah membawakan uang Rp110 juta. Kalau kemarin yang kita dapatkan sebatas Rp3 juta sampai Rp30 juta tapi hari ini ada yang sudah keluar Rp110 juta untuk kerajaan ini," ungkap Kepala Bidang Humas Polda Jawa tengah Komisaris Besar Polisi Iskandar Fitriana Sutisna di Mapolda Jateng, Kamis, 16 Januari 2020. 

Bahkan para pengikutnya juga dijanjikan mendapat upah atau gaji besar dan menduduki jabatan tinggi. Namun itu semua cuma fiktif karena para korban belum mendapatkan apa yang dijanjikan rajanya. 

Salah satu mantan pengikut Keraton Agung Sejagat bernama Setiono Eko Pratolo (58 tahun) mengaku sadar setelah raja dan ratu junjungannya ditangkap polisi. Namun sebenarnya, dia sudah curiga sejak diminta uang iuran lantaran tak jelas akan digunakan untuk apa iuran tersebut. 

Adapun alasan dia tertarik menjadi pengikut Keraton Agung Sejagat memang karena diiming-imingi gaji fantastis dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Sayangnya, gaji yang dijanjikan itu tak juga diberikan.   

Sementara salah satu warga yang rumahnya hanya berjarak 1 meter dari bangunan Keraton di Desa Pagung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Purworejo bernama Sri Widiarti mengaku bersyukur dengan penangkapan raja dan ratu Keraton. Pasalnya, menurut dia, kegiatan yang dilakukan Keraton itu aneh dan tidak masuk akal, sehingga membuat resah dan khawatir masyarakat sekitar. 

Contohnya, dia menjelaskan, banyak pengikut menggunakan pakaian ala pemain pertunjukan ketoprak yang mondar-mandir. Selain itu, mereka juga kerap melakukan ritual tanpa mengenal waktu. 

Inul Daratista Maafkan Eks Karyawannya yang Curi Harta Rp500 Juta, Tetapi….

"Malam-malam juga saya dengar ada nyanyian. Apalagi ada banyak orang asing yang bukan asli desa sini datang ke mari tanpa izin. Itu membuat warga resah," tuturnya. 

Buru komplotan

Dari Rutan Bareskrim, Eks Notaris Tersangka Penggelapan Kirim Surat Maaf ke Jusuf Hamka

Sementara itu, aparat kepolisian memburu komplotan raja dan ratu kerajaan palsu itu karena tidak mungkin keduanya bekerja sendiri. Apalagi jumlah pengikutnya yang diperkirakan mencapai lebih 450 orang, sehingga diperkirakan punya cabang di daerah lain.  

"Pasti ada pengurusnya karena mereka tidak mungkin hanya bekerja berdua. Mengumpulkan uang yang banyak, merekrut anggota juga banyak. Saya rasa ada orang lain yang terlibat, jadi komplotannya akan kami telusuri," ujar Iskandar. 

Polisi Ungkap Modus Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

Baca juga:

Abraham Samad Ajak Teken Petisi Dukung MK Selamatkan KPK

Inayah Wahid: Muslimah Tak Berhijab Belum Dapat Hidayah?

Dengan begitu, kemungkinan ada tersangka lain dalam kasus ini. Sementara penyidik telah memeriksa 18 orang saksi dalam kasus tersebut, terdiri atas korban penipuan dan saksi yang resah dengan keberadaan Keraton tersebut. Polisi juga mendalami keuangan kedua pelaku yang telah ditetapkan sebagai tersangka, di mana rekening tabungan milik keduanya masih terus dihitung.

Dan berdasarkan hasil interogasi terhadap keduanya, Keraton Agung Sejagat memiliki beberapa cabang lain di Indonesia. Bahkan cabangnya sampai Pulau Sumatera. 

"Hasil interograsi bukan hanya di Purworejo kerajaannya, ada beberapa daerah di Jawa Tengah yang nantinya akan kami dalami, salah satunya di Klaten dan Yogyakarta. alu di daerah lain, seperti Lampung dari sejak 2018. Kerajaannya sama, yakni Keraton Agung Sejagat. Rajanya juga Toto Susanto," tutur dia.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya