Logo timesindonesia

Tak Melaut, Ini yang Dijalankan Nelayan Lamongan untuk Bertahan Hidup

Kapal para nelayan di kawasan Pantura Lamongan tengah sandar karena gelombang tinggi, Selasa, (14/1/2020). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Kapal para nelayan di kawasan Pantura Lamongan tengah sandar karena gelombang tinggi, Selasa, (14/1/2020). (Foto: Ardiyanto/TIMES Indonesia)
Sumber :
  • timesindonesia

Nah, selama absen melaut selama satu bulan, para nelayan terpaksa harus mengorbankan barang-barang berharganya. "Iya mas, ya untuk kebutuhan sehari-hari ya mungkin jual barang-barang berharga, HP, emas, gadai motor," ujarnya. 

Bahkan, tambah Vian, para anak buah kapal (ABK) terpaksa meminjam uang ke para juragannya. "Kalau ABK ku ya pinjam uang, hutang ke pemilik kapal untuk kebutuhan sehari-hari," ucapnya.  

Di tempat terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Lamongan, Mugito, menuturkan kondisi tingginya gelombang laut biasanya disertai dengan munculnya angin barat di sekitar selat Jawa. 

Selain itu adanya efek arah angin siklon dari selatan juga termasuk membawa angin basah, yang menimbulkan peluang terjadinya curah hujan tinggi.

“Jadi memang perlu diwaspadai, utamanya bagi masyarakat nelayan atau masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi laut (kapal), termasuk Lamongan yang memiliki pelabuhan SDP untuk selalu waspada," katanya. 

Ia pun mengimbau nelayan di wilayah Lamongan diperkirakan dapat terkena dampak gelombang tinggi dihimbau untuk selalu waspada dan tetap menjaga keselamatan pelayaran. "Apalagi kemarin tanggal 11 baru saja terjadi gerhana. Awalnya kondisi pasang surut, begitu gerhana terjadi air laut menjadi pasang naik,“ tutur Mugito. (*)