Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Lebak, Ini Penyebabnya

Banjir di Lebak, Banten.
Sumber :
  • Yandi Deslatama/VIVA.co.id

VIVA – Banjir bandang dan longsor di Lebak, Banten melanda sejumlah desa. Bencana ini menyebabkan jatuh korban jiwa dan belasan ribu orang mengungs serta bangunan rusaki. 

Banjir dan Tanah Longsor di Soppeng Sulsel, Satu Orang Hilang

Soal penyebab bencana di Lebak, Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menjelaskannya. Menurut dia, salah satu faktor karena adanya galian tambang bekas yang digali lagi oleh masyarakat. 

"Ada galian tambang bekas Antam yang memang digunakan oleh masyarakat seperti tambang liar. Jadi ada beberapa yang mereka gunakan, yang tidak terpakai dia gali lagi," kata Andika di Jakarta Pusat, Selasa, 7 Januari 2020, dikutip dari VIVAnews. 

Diduga Picu Banjir Bandang di Sukabumi, 3 Perusahaan Tambang Diperiksa Polisi

Selain itu, dia menambahkan, juga dipicu cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah usai terjadi kemarau panjang. Hal ini menyebabkan tanah menjadi rawan longsor.

"Hasil analisa dari tim Pemprov, pertama karena kemarau panjang. Jadi Gunung Halimun itu kan kering sehingga retak di permukaan gunungnya, sehingga air masuk ke dalam rongga tersebut," ujarnya. 

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem di Sumbar, Waspada Banjir dan Tanah Longsor

Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya terkait Gunung Halimun supaya diprioritaskan untuk menjaga stabilitas dataran gunung. Dia pun telah mengusulkan supaya ditanam pohon pinus. 

Pemrov Banten juga berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bagaimana wilayah-wilayah terisolir oleh banjir bandang, terputusnya jembatan untuk bisa dibangun kembali. Soal jembatan yang rusak, dia juga sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian BUMN. 

"Intinya kalau yang terdampak tujuh kecamatan, rata-rata semua jembatan gantungnya rusak. Secara keseluruhan akan dibuat oleh masyarakat secara swadaya. Jadi kemungkinan besar, ratusan jembatan gantung yang bisa menampung dari pintu kecamatan yang wilayahnya ada di seberang sungai," tuturnya.

Ratusan jembatan rusak

Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia menyatakan ada ratusan jembatan semi permanen yang rusak akibat musibah banjir bandang yang menerjang Banten.

"Di Kabupaten Lebak ini ada 200 jembatan semi permanen yang hilang, hanyut, karena itu yang paling mendesak harus segera dibangun jembatan-jembatan darurat," kata Menteri PMK Muhadjir Effendy. 

Akibat bencana itu, kampung pun menjadi sungai. Sedangkan sungainya menjadi ladang batu. Selain itu, tiga sekolah hilang karena tersapu banjir.

"Karena itu kita sudah mencari lokasi mungkin di luar kecamatan untuk sekolahnya sebab tidak ada lahan yang cukup untuk membangun sekolah sementara. Lebak paling parah saya kira," ujarnya. 

Muhadjir menegaskan bakal berkoordinasi dengan pemerintah pusat hingga kabupaten terkait masalah warga yang desanya jadi sungai akibat diterjang banjir bandang. Untuk lokasi pemukiman, dia mengatakan, sedang dicarikan lahan.

Kemenko PMK pun sudah berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan TNI untuk membangun jembatan sementara. Hal ini supaya wilayah tersebut tidak lagi terisolir.

"Jadi satuan Zeni bangunan kita minta bangun ada tiga jembatan sehingga nanti wilayah yang terisolir bisa terlewati terutama anak anak bisa sekolah karena memang sangat dibutuhkan," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya