Laut Natuna Memanas, TNI AL Bali Tingkatkan Kewaspadaan
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
VIVA – Tensi antara Pemerintah Indonesia dan Tiongkok menghangat berkaitan polemik klaim wilayah laut Natuna. Peningkatan keamanan di Laut Natuna berimbas pula ke Pulau Bali. Komandan Pangkalan TNI Angkatan Laut (Danlanal) Denpasar, Kolonel Laut (P) M Bimo Sutopo menegaskan, peningkatan eskalasi keamanan di Natuna ikut berimbas pada peningkatan keamanan di Perairan Bali.
“Dengan adanya eskalasi yang meningkat (di Laut Natuna), mungkin akan ikut terimbas (ke Perairan Bali), walaupun kejadiannya di utara. Kalau peningkatan pengamanan, otomastis semua akan waspada. Seperti satu badan, apabila di satu tempat ada peningkatan, di tempat lain pun akan mempersiapkan diri untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi ke depan,” kata Bimo di sela Pisah Sambut Komandan Lanal Denpasar dari Laut (P) Hendricus Prihantoko kepada Kolonel Laut (P) M Bimo Sutopo di Pangkalan TNI AL Denpasar, Senin 6 Januari 2020.
Ia melanjutkan, Perairan Bali merupakan perlintasan kapal dari utara ke selatan maupun sebaliknya. “Mungkin akan ada kekuatan yang biasa masuk ke sini dari Australia dan negara lain. Dengan keadaan sekarang, tetap akan menjadi perhatian di wilayah,” ujarnya.
Di sisi lain, ia memaparkan program kerja yang akan dilakukannya selama bertugas di Bali. pertama, ia akan berkomitmen menjaga wilayah kedaulatan Indonesia di ranah perairan. “Kita mengemban tugas TNI sebagai alat negara di bidang matra laut. Maka, kami harus mengantisipasi bagaimana wilayah Perairan Bali tetap aman dari hal-hal yang akan mengganggu kedaulatan, terutama Bali dilintasi oleh alur laut kepulauan Indonesia,” ujarnya.
Kedua, karena mengemban fungsi lain sebagai penegak hukum di laut sesuai yurisdiksi nasional, ada beberapa hal yang akan diperhatikan dalam penegakan hukum.
“Ketiga, fungsi diplomasi. Kami harus mampu memberikan kenyamanan kepada orang-orang yang datang ke Bali, terutama dari luar negeri. Karena sebagai pengemban misi diplomasi, kami harus menampilkan bagaimana kami berinteraksi dengan orang-orang yang datang ke Bali,” tutur dia.
Soal potensi gangguan yang bisa terjadi, Bimo tak menampiknya. Ia akan melakukan pengawasan ketat terhadap lalu lintas orang dan barang yang melintasi Perairan Bali.
“Yang mungkin terjadi, karena semua barang yang masuk ke Bali, baik manusia, kendaraan atau apapun itu masuk lewat laut. Itu adalah hal-hal yang mungkin akan diselundupkan lewat laut. Misalnya illegal entry, manusia tak memiliki dokumen. Barang selundupan atau yang dilarang dikeluarkan dari Bali. Itu semua yang akan menjadi perhatian kami,” imbuhnya.