Duka Putri Korban Bus Sriwijaya Menikah di Depan Jasad Ayah

Dwi Fitri menikah di depan jasad ayah yang tewas karena insiden Bus Sriwijaya
Sumber :
  • VIVA/Sadam Maulana

VIVA – Bus Sriwijaya rute Bengkulu-Palembang mengalami kecelakaan tunggal pada Senin malam, 23 Desember 2019 sekitar pukul 23.15 WIB di Liku Lematang, Desa Prahu Dipo, Kecamatan Dempo Selatan, Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel). Bus yang terjun ke jurang sedalam 75 meter itu menyebabkan 35 korban tewas dan 13 mengalami luka-luka. 

3 Korban Meninggal Dunia Kecelakaan Bus di Tol Pandaan-Malang Dibawa ke Rumah Duka

Dari sejumlah korban tewas tersebut, salah satunya adalah Warsono (62). Warsono merupakan ayahanda dari Dwi Fitri Rahmani. 

Akibat kepergian Warsono dalam kecelakaan itu, Dwi Fitri harus mempercepat pernikahannya. Dia pun tak kuasa menahan air mata ketika menjalani prosesi akad nikah di rumahnya di Dusun 1 Perajen RT 1, Mariana, Banyuasin, Sumatera Selatan, pada Rabu, 25 Desember 2019. 

Korban Luka Laka Tol Pandaan-Malang Terus Bertambah, Polisi: Ada yang Gegar Otak

Warga yang hadir menyaksikan pernikahan tersebut pun ikut menangis karena larut terbawa suasana kesedihan yang dirasakan mempelai wanita dan keluarganya. Sebab, prosesi pernikahan tersebut digelar di depan jasad Warsono. Tak cuma itu, pernikahan ini juga digelar sebelum jasad keponakannya Muhammad Akbar (13) yang juga korban insiden Bus Sriwijaya itu dimakamkan.

Prosesi pernikahan Dwi Fitri dengan pria pujaannya, Rahmad Kasmantri awalnya akan digelar pada akhir pekan ini, Minggu, 29 Desember 2019. Namun, meninggalnya sang ayah membuat pernikahan dipercepat atau sebelum jasad ayah dan keponakannya dimakamkan.

Polisi Selidiki Dugaan Rem Blong Tabrakan Truk vs Bus di Tol Pandaan-Malang

Sementara Warsono sendiri pergi ke Bengkulu untuk menjemput keponakannya tersebut supaya bisa menghadiri prosesi pernikahan Dwi Fitri dan Rahmad. "Akad nikah sebenarnya digelar Minggu ini, tapi dipercepat sebelum pemakaman," kata Farida Ariani, ibu Akbar.

Prosesi pernikahan tersebut juga dihadiri Wakil Bupati Banyuasin, Slamet Somosentono. Slamet pada kesempatan itu mengungkapkan bahwa dua pekan sebelum menjadi korban kecelakaan Bus Sriwijaya, Warsono sempat menemuinya.

Warsono kala itu menemui Slamet untuk mengantarkan undangan pernikahan putrinya. Tapi tak menyangka bahwa kehadiran Slamet justru bukan hanya menjadi saksi pernikahan, tetapi sekaligus menjadi orang yang mengantarkan jasad almarhum Warsono yang menjabat sebagai ketua Pengurus Anak Cabang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Banyuasin ke tempat peristirahatan terakhirnya.

"Saya atas nama pemerintah daerah dan seluruh masyarakat Banyuasin mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya bapak Warsono. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Allah. Semoga diberikan tempat yang lebih mulia, khusnul khatimah. Dan semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," kata Slamet.

Selesai acara pernikahan, Slamet bersama tamu undangan lainnya serta masyarakat sekitar di Desa Prajen, langsung memakamkan jasad almarhum Warsono dan cucunya, Akbar. Tak hanya keduanya, ternyata ada korban lain yang juga berasal dari Desa Prajen, yakni Ulul Azmi (15), Selvi Nurpel (16) dan Amelia (13).

Korban 48 orang

Sementara itu, total jumlah korban kecelakaan Bus Sriwijaya mencapai 48 orang. Rinciannya, 35 orang meninggal dunia, sedangkan 13 korban selamat dan mengalami luka-luka. 

Sebelumnya tim gabungan dari Basarnas, BPBD, Polres, Satpol PP dan Tagana Pagaralam dan relawan warga sekitar mengevakuasi 26 korban tewas pada Selasa, 24 Desember 2019. Namun sehari setelahnya, jumlahnya bertambah menjadi 35 orang tewas. 

Kepala Kantor Basarnas Palembang Berty DY Kowaas bilang, tujuh korban tewas yang ditemukan pada Rabu, 25 Desember 2019 berjenis kelamin perempuan. Pihaknya masih akan melakukan pencarian pada hari ini. 

"Karena tidak menutup kemungkinan korban tetap bertambah," katanya, Rabu, 25 Desember 2019. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya