Ucapan 4 Tokoh di 2019 yang Bahaya Banget, sampai Bikin Geger
- ANTARA FOTO/Reno Esnir
VIVA – Era keterbukaan ditambah ‘kesaktian’ sosial media, membuat beberapa tokoh menjadi viral lewat pernyataan kontroversial. Memang, enggak semuanya berbicara lewat sosial media tapi pernyataan mereka menjadi viral seperti bola salju melalui sosial media.
Risiko yang harus diterima oleh mereka yang keseleo lidahnya pun beragam. Kalau yang ringan, 'hanya' berupa komentar pedas dari netizen. Enggak sedikit juga yang harus berurusan dengan hukum.
Nah, di tahun 2019 cukup banyak pernyataan kontroversial yang terlontar dari tokoh politik hingga tokoh agama. Berikut tokoh-tokoh dengan pernyataan kontroversial atau komentar nyeleneh yang bikin geger, dirangkum oleh VIVA.
Sukmawati Sukarnoputri: Nabi Muhammad atau Soekarno yang memerdekakan RI?
Kayaknya pernyataan kontroversial bukan hal baru bagi putri Proklamator RI ini. Pada acara Focus Group Discussion (FGD) Divisi Humas Polri bertajuk ‘Bangkitkan Nasionalisme Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme’ Senin, 11 November 2019, ia melontarkan pertanyaan yang bikin heboh. Ia bertanya pada mahasiswa dan generasi muda, siapa yang lebih berjasa berjuang memerdekakan Indonesia, apakah Nabi Muhammad SAW atau insinyur Soekarno?.
Buntutnya, Sukmawati dilaporkan ke polisi oleh sejumlah pihak atas tuduhan penistaan agama. Adalah Koordinator Laporan Bela Islam (Korlabi), Ratih Puspa Nusanti pada Jumat serta seseorang bernama Irvan Noviandana yang melaporkannya ke polisi atas kasus penodaan agama.
Sementara Sukmawati mengelak atas tuduhan tersebut. Ia menjelaskan pertanyaannya itu terkait sejarah, bukan bermaksud membandingkan. “Iya bertanya, saya ingin tahu jawabannya seperti apa, fakta sejarahnya, pada ngerti enggak sejarah Indonesia? Terus dijawab mahasiswa itu Insinyur Soekarno,” ujarnya, saat dihubungi VIVA.
Ia juga enggak merasa bersalah dan menganggap pernyataannya sudah dipelintir. "Saya hanya bertanya, bukan pernyataan, bukan membandingkan. Saya tidak merasa bersalah. Saya bilang mereka terkecoh karena kalimat saya sudah diedit dan diubah. Silakan kepolisian yang memeriksa dan menyelidik (edit video),” ujarnya.
Tahun 2018 lalu, dia juga pernah dilaporkan karena puisinya berjudul 'Ibu Indonesia' menyinggung soal cadar dan kidung yang dianggap menghina Islam.
Hanum Rais: Prabowo Caper
Kamis, 10 Oktober 2019 publik Tanah Air dikejutkan dengan berita penusukan Menkopolhukam Wiranto saat menghadiri peresmian gedung baru Mathla'ul Anwar di Menes, Pandenglang, Banten. Akibat penyerangan itu, Wiranto mengalami dua luka tusukan di bagian perut akibat senjata tajam kunai.
Pendapat publik pun terbelah, ada yang merasa simpati tapi sebagian lagi menganggap kejadian itu cuma settingan. Nah, putri politisi Amien Rais, Hanum Rais enggak mau ketinggalan berkomentar. Lewat Twitter @hanumrais ia pun mencuit, "Setingan agar dana deradikalisasi terus mengucur. Dia caper. Karena tidak bakal dipakai Iagi play victim. Mudah dibaca sebagai plot diatas berbagai opini yang beredar terkait berita hits siang ini. Tidak banyak yang benar-benar serius menanggapi. Mungkin karena terlalu banyak hoax-framing yang slama ini terjadi," tulis Hanum pada pukul 15:14 WIB, 10 Oktober 2019.
Akibat cuitan itu, dia harus berurusan dengan pihak berwajib karena tuduhan penyebaran informasi bohong atau hoax. Anggota DPRD Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta itu dilaporkan ke ke Badan Reserse Kriminal Polri oleh Jalaluddin serta Jam'iyyah Jokowi-Ma'ruf.
Ini bukan kasus tuduhan penyebaran hoax pertama untuk Hanum, sebelumnya ia sempat terjerat UU ITE saat berkomentar soal pengeroyokan Ratna Sarumpaet yang ternyata hasil dari operasi plastik.
Ustaz Abdul Somad: Penonton drakor kafir
Ustaz Abdul Somad alias UAS termasuk salah satu ustaz yang mendapat perhatian luas. Gaya bicaranya yang ceplas ceplos memancing beragam reaksi. Kali ini giliran pencinta K-Pop dan drama Korea yang kena 'sentil'.
Dalam suatu ceramah, UAS menjawab pertanyaan seorang jamaah, "Apa hukumnya menggemari, menyukai film Korea?". UAS menjawab, "Jangan suka kepada orang kafir, siapa yang suka kepada orang kafir, maka dia bagian dari kafir itu. Condong artinya pada orang kafir."
Pernyataan UAS tersebut pun dimaknai, kalau menonton drama Korea sama saja kafir. Namun, pernyataan itu ditentang oleh Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi. Ia mengatakan bahwa orang Muslim yang baik tidak gampang mengkafirkan seseorang.
Menurut Masduki, hal itu sesuai dengan apa yang dikatakan Nabi Muhammad SAW. Bahwa tidak mengkategorikan seseorang kafir sementara yang dikafirkan itu bukan orang kafir, maka itu akan berbalik kepada dirinya. Artinya, Nabi meminta kepada umatnya berhati-hati mengkafirkan orang. "Masa orang nonton drama kafir? nonton bioskop masa kafir? Orang nonton itu tidak kafir. Enggak benar kalau orang nonton film atau drama Korea atau apapun enggak benar (kafir)," ujarnya.
Rocky Gerung: Jokowi dungu dan enggak paham Pancasila
Pengamat politik Rocky Gerung terkenal vokal dalam mengkritik pemerintah. Beberapa kali komentar tajam dia lontarkan untuk pemerintahan Jokowi. Nah, pada 3 Desember 2019 di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang di tvOne, dia mengeluarkan pernyataan yang dianggap oleh beberapa pihak sudah menghina Presiden.
Rocky sempat menyebut Presiden enggak paham Pancasila, meskipun hapal. “Kalau dia paham, tidak berutang. Kalau dia paham, tidak naikin BPJS. Kalau dia paham, dia tidak melanggar Undang-undang Lingkungan,” kata Rocky.
Atas pernyataan tersebut, anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Junimart Girsang ingin melaporkan Rocky Gerung ke kepolisian. Tapi Rocky dibela oleh Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon. "Sudahlah. Sudah capek kita sejak pilpres kemarin karena soal beda argumen saja lapor melapor polisi," kata Jansen lewat akunnya di Twitter.
Rocky juga pernah terlibat debat panas dengan Irma Suryani Chaniago dari Partai Nasdem. Dalam acara Dua Sisi di tvOne, mereka membahas soal jatah menteri Jokowi serta hubungan Jokowi-Prabowo. “Saya mengajukan judicial review ke Mahkamah Konstitusi karena saya enggak setuju Jokowi versus Prabowo. Jadi dari awal, posisi etis saya adalah tidak terhadap dua ini karena enggak cukup untuk demokrasi. Itu poin pertama, maka saya beroposisi pada Jokowi dengan dasar membatalkan kedunguan. Prabowo beroposisi untuk mendapatkan kekuasaan. Lain motifnya, jadi saya enggak mendukung Gerindra. Saya dari awal enggak ingin dua-duanya,” kata Rocky.
Pernyataan Rocky soal dungu ternyata memantik emosi Irma. “Anda berbicara, Anda beroposisi karena kedunguan. Memangnya Anda pikir Anda lebih pintar dari Jokowi? Anda jauh lebih dungu dari Jokowi! Lebih dungu daripada orang paling dungu di Indonesia!" kata Irma sambil menunjuk Rocky.