'Sakti' dan Berkhasiat, 3 Tanaman Ini Naik Pamor di 2019

Kayu Bajakah
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Berbagai peristiwa dan pemberitaan mewarnai perjalanan sepanjang 2019. Selain isu politik, ekonomi dan terorisme, ada juga soal tanaman berkhasiat yang bikin heboh.

Tanaman yang ramai jadi perbincangan adalah kratom, bajakah dan porang. Seberapa berkhasiatnya sih tiga tanaman ini? Berikut rangkuman VIVA dari berbagai sumber.

Porang

Tanaman Porang menjadi viral setelah seorang pemulung bernama Paidi mulai menanam dan membudidayakan umbi porang. Ide usaha umbi porang ia dapat dari teman satu panti asuhannya di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, di tahun 2009 silam.

Tanaman porang

Paidi tertarik untuk mencoba menanam porang menjadi bahan makanan dan kosmetik yang banyak dibutuhkan perusahaan besar di dunia. Singkat cerita, Paidi pun membuat revolusi terbuka untuk memudahkan proses tanam.

Kini, Paidi mengaku telah berhasil mengantongi uang lebih dari Rp1 miliar. Uang tersebut murni dari pengembangan porang di Desa Kepel.

Dari sisi penampilan, tanaman porang atau iles-iles serupa dengan suweg dan walur yang mudah ditemui di pekarangan terutama di desa-desa. Bedanya porang dengan dua tanaman itu terletak pada adanya buah di cabang tangkai daun.

Porang termasuk tumbuhan bermarga Amorphophallus. Secara penampilan, porang tumbuh dengan tangkai tunggal atau batang bercorak belang-belang hijau-putih. Tangkai kemudian menjulurkan cabang-cabang sebagai tangkai daun.

Bajakah

Pada pertengahan Agustus 2019,  informasi seputar kayu Bajakah mulai banyak dicari. Kayu asal Kalimantan ini diyakini suku Dayak dapat mengobati Kanker. 

Kayu Bajakah menjadi populer setelah tiga siswa SMA asal Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng) meraih medali emas di Korea Selatan berkat penelitiannya soal manfaat kayu Bajakah dalam menyembuhkan kanker payudara.

Namun sayangnya, belum banyak pakar herbal dan farmakolog yang mau berkomentar seputar manfaat kayu Bajakah. Pasalnya bajakah belum melalui uji klinis, dan pengujiannya hanya sebatas pada mencit (tikus). 

Kabarnya kayu Bajakah bisa menyembuhkan kanker bahkan yang sudah mencapai stadium 4. Ampuhnya kayu Bajakah sontak membuat banyak orang penasaran, kayu jenis apa sih itu?

Tanaman ini diketahui hanya bisa hidup di hutan Kalimantan Tengah dan tumbuh dalam jumlah terbatas. Kemungkinan besar bajakah tidak bisa dibudidayakan karena kandungan zat hara yang berbeda dari habitat aslinya.

Harga Porang Gacor, Petani di Manggarai NTT Dapat Cuan Berkoper-koper

Meski sedang viral, Pakar Herbal, dr. Prapti Utami Msi., menilai efek Bajakah Tunggal terhadap pengobatan kanker perlu didalami lebih lanjut. Sebab, banyak faktor yang bisa memengaruhi kesembuhan pada pengidap kanker.

"Kanker itu tidak tergantung dari herbal saja, pola makan, pola pikir dan aktivitas fisik. Jika akan diteliti lebih lanjut ini menjadi pengharapan, tapi tetap menjadi bagian dari banyak faktor yang berpengaruh," kata dia.

Porang Asal Semarang Tembus Pasar Tiongkok, Bea Cukai Dukung Pelaku Ekspor

Karena baru sebatas uji pada hewan tikus penggunaan kayu Bajakah sebagai obat kanker tanpa pengawasan dokter sangat berisiko.

Kratom

Perdana, 50 Ton Porang Asal Riau Tembus Pasar Tiongkok

Pada September 2019, tanaman Kratom ramai diperbincangkan. Keberadaannya disandingkan dengan psikotropika. Bahkan saking mengkhawatirkannya, Badan Narkotika Nasional (BNN) sedang memproses tanaman khas Kalimantan itu menjadi obat-obatan terlarang Golongan I.

Tak hanya itu, United Nations Office on Drugs and Crime (UNODC) telah memasukkan kratom ke dalam New Psychoactive Products (NPS). Lalu sebenarnya seberapa berbahayanya sih tanaman ini?

Kratom atau Mitragyna speciosa adalah tanaman khas Kalimantan yang juga banyak ditemui di daratan Asia Tenggara seperti Malaysia, Myanmar dan Thailand.  

Dilansir laman BBC, selain dikonsumsi, kratom juga diyakini mampu membuat relaks, mencegah kelelahan, bahkan membantu para pecandu opium untuk berhenti.

Daun Kratom.

Di sisi lain, petani juga mengandalkan tanaman ini untuk menyambung hidup. Diketahui ada sekitar 300 ribu petani di Kalimantan yang mengandalkan kratom sebagai mata pencaharian.

Dilansir dari jurnal ilmiah yang ditulis Mariana Raini dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kemenkes RI, menuliskan soal manfaat, efek samping dan legalitas tanaman ini.

Kratom sering dimanfaatkan dalam pengobatan herbal untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare, pereda nyeri, batuk, hipertensi, dan lemah syahwat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya