Soal Pramugari Layani Bos Garuda, Ini Kata Serikat Pekerja
- dok. Airbus
VIVA – Setelah pencopotan I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari jabatan Direktur Utama Garuda Indonesia, berbagai isu miring terus bergulir.
Ari dianggap sering mengeluarkan kebijakan kontroversi dan diskriminasi terhadap awak kabin. Selain itu belakangan publik dibuat gencar dengan informasi skandal pramugari layani bos Garuda di luar tugas kedinasan.
Ketua Harian Serikat Karyawan Garuda (Sekarga), Tomy Tampatty mengatakan, untuk menjadi awak kabin Garuda Indonesia bukan sembarangan. Awak kabin maskapai nasional ini merupakan tenaga-tenaga terpilih, direkrut secara profesional dengan persyaratan ketat. Maka, awak kabin Garuda Indonesia pasti punya integritas dan moral yang tinggi.
“Di internal Garuda Indonesia, kita punya komitmen buat jaga profesionalisme itu,” kata Tomy dalam konferensi pers di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Kamis 12 Desember 2019.
Maka dari itu, Tomy mengatakan, di internal Garuda Indonesia ada aturan yang ketat. Ketika salah satu awak kabin keluar dari standar yang telah disepakati, maka bisa disanksi.
Tomy mengklarifikasi hal-hal yang mungkin kurang tepat penyampaiannya bahwa awak kabin Garuda Indonesia adalah orang terpilih yang menjadi awak kabin dan di dalamnya punya standar untuk menjaga profesional itu.
“Jika melanggar, itu dipastikan akan dikenakan sanksi,” ujarnya.
Laporkan perbuatan di luar SOP
Tomy tidak mau menanggapi isu ada awak kabin Garuda Indonesia harus melayani bos. Menurut dia, seluruh awak kabin itu bekerja punya standar operasional prosedur (SOP).
“Apa yang muncul di publik itu sudah tidak sesuai SOP. Maka dari itu, kami tidak berani komentar karena itu pengakuan seseorang, yang saya kira itu perlu dibuktikan,” kata Tomy.
Baca juga: Baru 1 Tahun, Harga Mobil Bekas Turun 45 Persen
Kalau memang demikian, Tomy mengatakan, ada mekanisme untuk melaporkan. Ia menegaskan kembali perlakuan awak kabin bekerja itu punya SOP.
“Dan kami untuk menjaga safety, menjaga pelayanan terbaik, itulah menjadi ukuran kami. Maka dari itu, kami nyatakan secara keseluruhan bahwa hal itu tidak ada terjadi. Kalau ada awak kabin punya ruang melaporkan di internal maupun eksternal,” ucapnya.