Cerita Irianto Lambrie Bangun Kaltara hingga Raih WTP Lampaui DKI
- M Yudha Prasetya/VIVA.co.id
VIVA – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Irianto Lambrie menyindir Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang baru tahun lalu provinsi yang dipimpinnya mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian (WTP). DKI diketahui mendapatkan predikat WTP atas laporan keuangan 2017 dan 2018.
“Mohon maaf, DKI itu baru dapat WTP tahun kemarin (2018 dan 2017). Banten malah belum,” kata Irianto saat acara MarkPlus Conference 2020 di Ballroom The Ritz-Carlton, Pacific Place, Kamis, 5 Desember 2019.
Sementara Irianto merasa bersyukur karena terpilih sebagai Gubernur Kalimantan Utara pertama tahun 2013 era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Saat itu, ia mendatangi Founder & Chairman MarkPlus, Inc Hermawan Kartajaya.
“Saya bilang, Pak saya punya uang Rp2,5 miliar. Bagaimana bapak bantu saya bikin branding supaya Kaltara mudah cari uang? Ternyata dari branding yang beliau sebut, yaitu transparan, tangguh dan terpercaya, itu kita terapkan dalam praktik,” ujarnya.
Irianto menjelaskan menerapkan dalam praktik, yakni melakukan penataan kembali tata kelola keuangan. Sebab, manusia paling parah lemah dengan uang, baik perusahaan maupun pemerintahan banyak terjerumus oleh uang.
“Karena tata kelola keuangannya buruk, maka kita perbaiki,” ujar dia.
Irianto pun kaget, karena begitu diaudit oleh BPK langsung mendapatkan WTP tanpa catatan. Bahkan, penghargaan tersebut memecahkan rekor di Indonesia.
Karena, kata dia, selama Indonesia merdeka belum ada daerah otonomi baru yang bisa langsung mendapatkan WTP tanpa catatan.
“Dan alhamdulillah, tahun ini kita sudah lima kali berturut-turut (dapat predikat WTP), sehingga Kaltara dapat penghargaan pemecah rekor Museum Indonesia dan dapat uang Rp 50 miliar sebagai insentif daerah,” katanya.
Jadi Gubernur DKI enak, APBD gede
Irianto mengaku harus melakukan sesuatu untuk mencari solusi bagaimana bisa bertahan di tengah kesulitan karena Kalimantan Utara merupakan provinsi baru yang dipimpinnya kala itu. Ia menceritakan ketika datang ke Pemerintah Provinsi Kaltara, modalnya cuma dua, yakni Keputusan Presiden (Keppres) dan berita acara pelantikan selalu Pejabat Gubernur Kaltara.
“Tidak ada pegawai, tidak ada APBD, tidak ada kantor. Kalau jadi Pejabat Gubernur di DKI enak banget, APBD Rp70 sampai Rp90 triliun, bayangin,” kata dia.
Di samping itu, ia belajar dari situasi yang sulit untuk bisa bertahan. Tentu, kata dia, semua orang harus selalu membangun sikap optimistis dan tidak boleh pesimistis.
“Saya belajar dengan Pak Hermawan, dari situasi yang sulit itu kita mencoba bertahan. Dari situ, kita ingin mencari sumber-sumber baru dalam keadaan sulit itu,” ujarnya.
Nah, Irianto mengaku bersyukur karena punya Presiden RI sehebat Joko Widodo (Jokowi). Tapi, ia bukan berarti sedang memuji-muji Jokowi dan menjelekkan yang sebelumnya.
“Saya mungkin mulai zaman Pak Harto (Soeharto) di pemerintahan. Baru Pak Jokowi yang saya lihat hebat, bukan berarti yang lain tidak hebat,” katanya.
Tetapi, kata dia, Presiden Jokowi mempunyai kekhususan tersendiri, yakni punya cara-cara untuk menyelesaikan masalah di tengah situasi yang sulit seperti sekarang ini.
“Di tengah fitnah media sosial begitu kejam,” tandasnya.