Musim Hujan Merata Diprediksi Februari hingga Maret 2020
- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA – Deputi Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Adi Ripaldi, mengaku baru 16 persen wilayah di Indonesia yang memasuki musim penghujan menjelang Desember 2019. Wilayah tersebut adalah sebagian Provinsi Sumatera dan Kalimantan serta Jawa bagian barat.
Ia juga mencatat wilayah mana saja yang belum diguyur hujan lantaran musim kemarau berkepanjangan atau hujan sama sekali tidak turun dalam waktu yang begitu lama. Wilayah-wilayah itu adalah beberapa kecamatan di Lampung, Banten, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Ada wilayah yang tidak mendapatkan hujan sama sekali atau sudah lebih dari 200 hari alias hampir tujuh bulan," ujar Adi di Jakarta, Jumat, 29 November 2019.
Namun, ia memprediksi musim hujan baru akan terjadi merata pada Februari hingga Maret 2020. Upaya antisipasi bencana terkait musim hujan harus disiapkan menghadapi periode tersebut.
"Dari sejak sekarang perlu disiapkan tindakan antisipasi dan kewaspadaan lebih menghadapi musim hujan ke depan," jelasnya.
Selain itu, Adi mengaku penyebab Indonesia tidak kunjung mengalami musim hujan jelang akhir tahun karena dua fenomena. Yaitu el Nino dan dipole mode, sehingga menjadi sebab musim kering terus berlangsung di sebagian besar wilayah di Tanah Air.
"Pada semester pertama tahun ini kita ada el Nino meskipun lemah. Bulan Juli netral. Ada juga gangguan kedua namanya dipole mode," ujar Adi.
Ia menyampaikan, dipole mode atau anomali suhu permukaan laut di Samudera Hindia, membuat suhu perairan di Indonesia menjadi dingin.
Kondisi itu berdampak kepada berkurangnya juga pembentukan awan yang membuat intensitas hujan mengecil.
"Laut dingin menyebabkan baliknya angin musim kita juga terlambat. Dua faktor ini, suhu laut kita yang dingin dan angin musimnya yang terlambat, bikin awal musim hujan kita terlambat," tegas Adi.